Karawang – Sudirja, Kepala Koordinator Wilayah Cabang Bidang Pendidikan Kecamatan Jayakerta menyampaikan jika bangunan Sekolah di SD Negeri 1 Jayakerta bukan roboh melainkan di robohkan oleh pihak sekolah.
Ia pun menambahkan jika sebelumnya telah terdapat surat permohonan pemusnahan bangunan dari pihak sekolah kepada pihak aset Kabupaten Karawang melalui korwilcambidik. Ia mengakui jika proses pemusnahan bangunan dilakukan pada Minggu (14/5/2023) di sore hari. Hal ini bertujuan untuk menghindari tidak ada korban.
“Bangunan sekolah tersebut memang sudah tidak terpakai karena kelasnya sudah cukup dan bangunan sudah lapuk akibat rayap maka dikosongkan. Kemudian diajukan untuk rehabilitasi pun tidak masuk karena rombongan belajar sudah cukup dengan ruang kelas yang ada, maka pihak sekolah mengajukan pemusnahan kepada bidang aset,” ujarnya pada Senin (15/5/2023)
Ia melanjutkan saat ini jumlah siswa di sekolah tersebut ada sebanyak 142 siswa. Ruang kelas yang ada sebanyak 6 ruangan. Dalam proses kegiatan belajar mengajar (KBM) untuk satu tingkatan hanya membutuhkan 1 ruang kelas. Ia menyatakan jika proses perobohan dilakukan akibat atap bangunan telah roboh dan tukang bangunan tidak berani naik. Ia pun melanjutkan di sekitar bangunan telah tersedia papan pengumuman untuk tidak berada di lokasi. Selain itu ia menyatakan jika sisa bahan bangunan akan digunakan untuk bahan menambal jalan.
“Tukang tidak berani naiknya, jadi demi keamanan kami robohkan itupun tidak semuanya hanya bangunan yang sudah benar-benar lapuk saja. 142 siswa dengan 6 rombongan belajar. Setelah dirobohkan kita amankan genteng, kalau puing-puing kita gunakan untuk pengarukan jalan. Lapangannya juga akan diperluas dari lokasi tersebut,” tambahnya
Entin, Kepala Sekolah SDN 1 Jayakerta menyampaikan bangunan telah mengalami kerusakan pasca covid 19. Ia mengaku proses perataan bangunan menunggu proses ujian siswa selesai terlebih dahulu.
“Ruang tersebut kondisinya memang sudah rusak, sejak adanya covid juga udah enggak terpakai. Sudah rencana mau diratakan, cuman nunggu ujian siswa dulu,” ungkapnya
NH (40), Masyarakat sekitar menyampaikan bahwa bangunan tersebut sering digunakan sarana bermain bagi anak-anak di sekitar lokasi. Ia pun menambahkan, pihak sekolah telah melakukan pelepasan kaca jendela sebelum terjadi proses perataan bangunan.
“Memang mau dirobohkan tapi sebelum dirobohkan sudah roboh sendiri. Biasanya memang jadi tempat main anak-anak, untungnya ga ada anak-anak kemarin. Kacanya udah di copot semuanya tapi belum roboh bangunannya,” tutupnya.(red)