Oleh: Septa Rafael Telaumbanua
(Mahasiswa S1 Prodi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi, Universitas Singaperbangsa Karawang)
BERENANG adalah gerakan sambil bergerak di dalam air, dan biasanya tanpa peralatan buatan. Kegiatan ini dapat digunakan untuk rekreasi dan olahraga. Berenang digunakan saat berpindah dari satu tempat ke tempat lain di dalam air, dan melakukan olahraga air. Berenang untuk tujuan rekreasi dan kompetisi dilakukan oleh orang-orang di kolam renang. Manusia juga berenang di sungai, danau dan laut sebagai bentuk rekreasi. Berenang menyehatkan tubuh karena hamper semua otot tubuh digunakan saat berenang.
Berenang dapat dilakukan oleh siapa saja, baik tua maupun muda, pria maupun wanita, sehingga renang sangat efektif dalam meningkatkan taraf hidup manusia. Di sisi lain, malas berolahraga karena tidak memiliki waktu yang cukup dalam jangka panjang dapat berdampak buruk yaitu munculnya penyakit akibat hipokinesia (kurang gerak). Diantaranya, tekanan darah tinggi, penyakit jantung, radang sendi, hiperkolesterolemia, dan obesitas.
Ternyata renang juga bias menimbulkan cedera seperti olahraga lainnya akibat gerakan yang berulang-ulang. Cerdera dalam berenang mungkin lebih sedikit dari pada olahraga lain seperti sepak bola ata baseball, tetapi perenang masih bias cedera. Cedera akibat penggunaan berlebihan memang mendominasi kejadian cedera pada atlet renang, namun teknik yang salah juga bias menjadi faktor predisposisi terjadinya cedera.
Olahraga bertujuan untuk menyehatkan tubuh, memberikan kebugaran jasmani asalkan cara melakukannya dalam keadaan benar, apakah semua jenis olahraga menyebabkan cedera? Cedera yang dialami tergantung dari jenis olahraganya, misalnya sepak bola, tenis meja, balap tentunya memberikan resiko cedera yang berbeda. Kegiatan olahraga dewasa ini benar-benar telah menjadi bagian dari masyarakat kita, baik dalam masyarakat atau golongan dengan sosial ekonomi rendah hingga yang terbaik. Telah menyadari kegunaan pentingnya olahraga teratur bagi kebugaran dan kesehatan jasmani dan rohani.
Ada yang melakukan olahraga dengan tujuan mendapatkan kebugaran jasmani, kesehatan kesenangan bahkan ada yang hanya sekedar hobi, sedangkan baik atlet amatir maupun professional selalu berusaha untuk berprestasi minimal menjadi juara. Pada cedera olahraga, tingkat cedera berkisar dari ringan hingga parah sangat berat, karena factor-faktor berikut : jenis kelamin, derajat cedera, ukuran tubuh, anatomi, kebugaran aerobic, kekuatan otot, kekuatan, kelemahan ligament, control motoric pusat, psikologi, kemampuan mental adalah factor-faktor kecenderungan cedera.
Cedera olahraga dapat diklasifikasikan menjadi 2 kelompok besar :
- Kelompok kerusakan traumatis (traumatic disruption) seperti : lecet, memar, ketegangan oto, cedera, “strams otot”, keseleo sendi, dislokasi sendi, patah tulang, trauma kepala-leher-tulang belakang, trauma pinggul, trauma dada, trauma perut, cedera ekstremitas, atas dan bawah.
- Kelompok “overuse syndromes” (sindrom penggunaan berlebih), yang lebih spesifik terkait dengan jenis olahraga, seperti : tenis elbow, swimer’s shoulder, golfer’s elbow, jumper’s knee, stress fracture pada tungkai dan kaki.
Jenis cedera renang :
• Memar adalah luka yang disebabkan oleh benturan pada kulit. Jaringan di bawah permukaan kulit rusak dan pembuluh darah kecil pecah, memungkinkan darah dan cairan seluler meresap ke dalam jaringan. Memar ini menyebabkan area kebiruan atau hitam pada kulit, jika ada perdarahan yang cukup, timbulnya perdarahan diarea terbatas disebut hermatoma. Rasa sakit akibat memar biasanya ringan hingga sedang dan pembengkakan yang menyertainya sedang hingga parah.
• Kram otot adalah kontraksi terus menerus yang dialami oleh otot atau sekelompok otot dan mengakibatkan rasa sakit. Penyebab kram adalah otot yang terlalu lelah, kurang pemanasan dan peregangan, adanya gangguan peredaran darah ke otot sehingga menyebabkan kejang.
Penyebab terjadinya kram:
- Otot terlalu lelah, pada waktu berolahraga terjadi proses pembakaran yang menghasilkan sisa metabolik yang menumpuk berupa asam laktat kemudian merangsang otot/ saraf hingga terjadi kram.
- kurang pemanasan (Warming Up) serta pendinginan (Cooling Down).
- Terjadi gangguan peredaran darah ke otot sehingga menyebabkan kejang.
• Luka didefinisikan sebagai diskontinuitas kulit dan jaringan di bawahnya yang mengakibatkan perdarahan yang kemudian dapat menjadi infeksi. Luka dapat dibagi menjadi (1) abrasi : laserasi kulit, (2) lepuh : luka gesekan pada kulit. Seluruh tubuh memiliki kemungkinan cedera yang tinggi, karena setiap perenang akan melakukan kontrak langsung selama latihan dan juga dapat terluka oleh peralatan yang digunakan.
Pencegahan cedera :
Ada strategi untuk mehindari cedera. Antara lain dengan pemanasan dan pendinginan yang benar, latihan (training) dan latihan strenh, sehat jasmani dan rohani, mematuhi aturan pertandingan.
Tujuan utama dari pemanasan adalah untuk meningkatkan suhu tubuh baik otot maupun tubuh secara keseluruhan dan meregangkan jaringan kolagen untuk mendapatkan kelenturan yang lebih besar. Ini akan mengurangi resiko robeknya otot dan ligament, serta membantu mencegah nyeri otot dan tidak memiliki kelainan anatomi atau antropometri.
Pemanansan terdiri dari pemanasan umum dan pemanasan khusus. Pemanasan umum biasanya berupa jogging, lari santai, olahraga dan peregangan,setelah itu perlu dilanjutkan dengan pemanasan khusus yang disesuaikan dengan jenis olahraga pemain. Sedangkan pendinginan dapat dilakukan dengan jogging selama 30 detik sampai 1 menit, dilanjut dengan jalan kaki 3 sampat 5 menit. Latihan (training) perlu dilakukan secara teratur, sistematis dan terprogram. Latihan ketahanan adalah latihan yang dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan fungsi jantung, paru-paru, dan otot agar lebih efisien dan tidak cepat lelah.
Perawatan memar adalah sebagai berikut :
1) Kompres dengan es selama 12-24 jam untuk menghentikan perdarahan kapiler
2) Istirahat untuk mencegah cedera lebih lanjut dan mempercepat pemulihan jaringan lunak yang rusak
3) Hindari benturan pada area cedera selama latihan atau pertandingan berikutnya
Perawatan kram otot adalah sebagai berikut :
1) Atlet diistirahatkan, diberi semprotan chlor ethyl untuk meredakan, atau gosok dengan obat pemanas seperti conterpain, dan gel salonpas untuk memperlebar pembuluh darah agar aliran darah tidak terganggu akibat kekuatan otot/spasme pada kram
2) Saat kejang otot sampai kejang hilang. Menahan otot saat berkontraksi sama dengan menarik otot agar filament myosin dan aktin dapat menempati posisi yang semestinya sehingga kram berhenti. Bila dipegang bias disemprot dengan chlor ethyl spray, sampai sakitnya hilang.
Kesimpulan:
Pada umumnya peregangan cedera pada olahraga disesuaikan dengan jenis cedera dan proses patofisiologi yang mendasari cedera tersebut. Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mencegah terjadinya cedera olahraga antara lain perlu dilakukannya kegiatan pemanasan yang melibatkan latihan dinamis dan statis serta perlunya pengaturan progresi latihan yang baik agar latihan dapat diadaptasi dengan baik oleh tubuh. (*)