Karawang – Pencegahan kanker serviks dapat dilakukan dengan cara vaksinasi, screening, mengubah pola hidup menjadi sehat.
Kanker serviks sebuah penyakit tumor ganas yang terletak di leher rahim. Pada saat normal benjolan kanker tidak akan terlihat. Gejala penyakit ini ditandai dengan adanya pendarahan dan keputihan yang encer serta berbau busuk. Gejala akan muncul untuk stadium 2 ke atas. Pada saat stadium awal tidak akan terdapat gejala apapun. Penyakit ini berbeda dengan kista, kista sebuah penyakit yang berisi cairan dan berasal dari indung telur.
“Kalau kanker serviks itu tumor ganas yang terdapat di leher rahim, sedangkan kanker itu suatu bagian dari tumor. Kalau gejala kanker serviks rata-rata tidak ada, akan bergejala kalau sudah stadium 2 ke atas. Misalnya satu adanya pendarahan saat berhubungan intim, pendarahan di luar menstruasi dan menstruasi yang banyak. Disertai juga dengan keputihan yang encer dan berbau busuk,” ujar Rabbi Candra Hadiningrat, Dokter Kandungan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Karawang pada Rabu (1/3/2023).
Ia melanjutkan penderita penyakit tersebut sebagian besar berusia di atas 20 tahun. Meski begitu anak-anak pun dapat terkena penyakit ini. Penyebab utama dari penyakit itu berasal dari adanya virus.
“Bisa menyerang semua usia termasuk anak-anak terutama menyerang wanita yang sudah pernah melakukan hubungan seksual karena penyebab utamanya itu dari virus. Ada yang bukan virus tapi jarang dan saya sendiri belum pernah menemukan di anak-anak, rata-rata di atas 20 tahun,” lanjutnya
Pencegahan dilakukan dengan 3 cara mulai dari primer hingga tersier. Cara primer dengan cara vaksinasi. Terdapat 3 macam vaksin, pertama bivalen, kedua quartivalen dan terakhir nonavalen. Saat ini di Indonesia hanya terdapat jenis vaksin pertama dan kedua saja. Kedua melalui gaya hidup, ia menganjurkan merokok pun dapat menyebabkan kanker serviks. Jaga kebersihan diri sendiri pun menjadi cara pencegahan primer.
“Cara mencegahnya ada 3 macam yang pertama itu primer dengan vaksinasi dan ada macam-macam jenisnya. Kedua life style, jangan meroko karena ternyata berdasarkan penelitian zat yang ada dalam rokok itu sebagian di keluarkan di leher rahim dan akan mengubah sel-sel di permukaan leher rahim,” imbuhnya.
Cara sekunder dapat dilakukan dengan screening. Screening pertama dengan melaksanakan inspeksi Vitual Asetat (IVA), mengoleskan asam asetat di leher rahim. Saat ditemukan kanker maka akan terdapat perubahan warna menjadi lebih putih. Adapula jenis screening pasmir, dengan mengambil lendir di leher rahim untuk dilakukan pemeriksaan menggunakan mikroskop.
“Sangat penting sekunder dengan melakukan screening lasi pra kanker serviks. Ini dilakukan pada wanita yang pernah berhubungan seksual. Screening macam-macam, kalau yang paling muda kita melakukan Inspeksi Vitual Asetat jadi leher rahim akan dioleskan asam asetat dan akan berubah warna menjadi putih saat terdeteksi kanker,” paparnya.
Selanjutnya cara tersier dengan mengatasi kanker lahir rahim saat stadium awal. Hal ini bertujuan mencegah persebaran kanker. Penanganan sreening dapat melalui BPJS. Kanker ini terdapat 4 stadium, kondisi stadium 1 penyakit hanya terdapat di leher rahim saat stadium 2 akan menyebarkan ke vagina kemudian stadium 3 akan menyebar luas di panggung dan stadium akhir akan menyebar ke seluruh jaringan.
“Kalau pakai BPJS akan gratis untuk screening. Stadium 1 kankernya masih terbatas di leher rahim, stadium 2 sudah mulai menyebar ke vagina, stadium 3 sudah mulai ke panggul. Kalau sudah menyebar ke panggul biasanya nyeri di pinggang,”.
Pengobatan untuk stadium 1 dapat dilakukan dengan operasi dan radiasi. Radiasi pun tidak dapat 100 persen menyembuhkan kanker. Selanjutnya untuk stadium 2 ke atas dilakukan dengan radiasi dan kemoterapi. Tingkat bertahan hidup selama 5 tahun untuk stadium 1 sebesar 90 persen. Harga vaksinasi kanker serviks sebesar 1,5 juta dan vaksin ini pun diberikan sebanyak 3 kali.
“Kalau stadium 1 pilihannya bisa operasi dan radiasi. Stadium 2 pilihannya radiasi dan kemoterapi. Istilah sembuh dalam dunia kanker tidak ada istilah sembuh 100 persen karena bisa kambuh. Survival bertahan hidup 5 tahun untuk stadium 1 itu 90 persen. Radiasi itu tidak 100 persen menjinakkan kanker,” pungkasnya.(red)