Karawang – Pemeriksaan kanker paru dilakukan berdasarkan jenis dan dengan beberapa cara pemeriksaan.
Nurhayati, Dokter Spesialis Paru Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Karawang memaparkan kanker paru merupakan penyakit akibat adanya pertumbuhan sel normal menjadi Abnormal.
Ia melanjutkan penyakit ini menjadi urutan ke 3 sebagai penyakit berbahaya bagi perempuan. Penyakit ini menjadi urutan pertama sebagai penyakit mematikan bagi pria.
“Kanker paru itu biasanya terjadi perubahan di sel normal menjadi Abnormal. Penderita kebanyakan laki-laki dibandingkan perempuan,” ujarnya pada Senin (30/1/2023).
Angka kematian nomer 1 dibandingkan dengan penyakit kanker yang lain. Ia mengutarakan penyebab penyakit ini berasal dari genetik, lingkungan seperti asbes, polusi lingkungan, industri. Selain itu rokok pun membawa dampak sebanyak 15 sampai 30 persen. Perokok pasif pun dapat memiliki resiko terdampak kanker paru-paru.
“Kita harus lihat dulu faktor resikonya, misal di keluarganya ada yang kena kanker yang lain bisa menjadi faktor. Rokok itu sekitar 15 sampai 30 persen lebih beresiko untuk ke kanker paru,” ungkapnya
Pasien yang telah terkena kanker paru sebagian besar mulai melakukan pemeriksaan saat sel kanker telah menyebar dan memasuki stadium lanjut. Ia menghimbau kepada masyarakat untuk melakukan pemeriksaan secara dini untuk mencegah penyakit tersebut. Ia menyebutkan penyakit ini saat stadium awal tidak terdapat keluhan apapun.
“Kebanyakan pasien kanker paru itu dateng pada stadium lanjut karena memang tidak ada keluhan, kita bisa melakukan screening deteksi dini. Lebih awal penanganan bisa di operasi,” tambahnya.
Pengobatan untuk penderita stadium lanjut hanya dapat dilakukan dengan cara kemoterapi dan radiasi. Meski begitu pengobatan cara ini pun akan bergantung pada daya tahan tubuh pasien. Ia memaparkan gejala penyakit ini sama seperti penyakit TBC, namun terdapat perbedaan saat penderita TBC tidak dapat disembuhkan maka akan dilakukan pemeriksaan.
“Gejalanya seperti penyakit TBC, kita terapkan diagnosis ketika evaluasi penyakit TBC tidak sembuh-sembuh bisa memikirkan adanya kemungkinan kanker paru,” imbuhnya.
Penyakit ini tidak menyerang usia anak-anak sampai remaja. Kanker paru akan menyerang masyarakat usia 45 tahun ke atas. Ia menyebutkan semakin aktif masyarakat mengkonsumsi rokok, maka semakin besar resiko terpapar. Bagi masyarakat yang berusia 15 tahun dan telah mengkonsumsi rokok maka di anjurkan untuk melakukan screening dini.
“Biasanya jarang kalau untuk kanker parunya, adanya juga tumor mediastinum untuk usia muda,” lanjutnya.
Pemeriksaan penyakit ini dilakukan dengan cara ct scan lodus. Pemeriksaan ini dapat melihat jenis nodul yang terdapat di paru-paru. Kemudian diberikan pemeriksaan tambahan untuk mengetahui tingkat keganasan sel kanker. Saat penderita telah mengidap kanker paru ganas dapat berpengaruh pada berat badan yang akan menurun secara drastis. Pengobatan penyakit ini akan berdasarkan jenis. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan bronkoskopy.
“Kalau untuk kanker paru kita bisa melakukan CT-scan lodus, kita bisa lihat nodul ke arah kanker paru atau ke arah infeksi,” paparnya.
Saat ini terdapat jenis kemoterapi terbaru, yakni targeti teraphy. Proses pemberian kemo dengan obat minum. Ada dua jenis kanker paru. Pertama non small sell akan diperiksa adanya mutasi sell kanker. Saat terdapat perubahan mutasi FGFR positif, maka akan diberikan obat kemoterapi. Saat FGFR negatif maka akan dilakukan pemeriksaan lanjutan kembali.
“Untuk melakukan kemo harus mengetahui jenisnya dulu kecuali ada kegawat daruratan. Radio terapi dan targeti terapi, imuno teraphy yang baru,” tambahnya.
Imuno teraphy pun jenis kemo terapi dengan cara mengubah sel yang di deteksi sebagai kanker akan ditingkatkan menjadi imun tubuh. Hal ini bertujuan untuk pemisahan reseptor kanker dan tubuh tidak berikatan. Pengobatan jenis ini tidak di cover oleh BPJS.
“Sekarang juga ada imuno terapi untuk meningkatkan imun, sebelum menjadi sel kanker, sel kanker ini kita tingkatkan menjadi antigen. Peningkatan ini untuk mengenali sel kanker supaya ada reseptor dari kanker dan tubuh tidak berikatan dan tidak menjadi kanker,” pungkasnya.(red)