Kisah Igan Suryo, Anak Berkebutuhan Khusus Memiliki Prestasi

Karawang – Di tengah keterbatasan masih tetap menciptakan karya dan memiliki prestasi

Igan Suryo Hamni Gahara (10) seorang anak yang berkebutuhan khusus namun memiliki talenta di bidang acting dan modelling.

Indri Muftiar, orangtua menyampaikan awal mula anak tertarik dengan dunia tersebut berasal saat melihat adanya perlombaan di modelling saat di mall. Selanjutnya ia mulai mengikutsertakan dalam beberapa perlombaan. Kemudian setelah itu, dimasukkan dalam sanggar modelling dan acting.

“Berawal dari lomba-lomba model yang ada di mall, Igan melihat & tertarik. Kemudian saya ikutkan beberapa lomba setelah itu igan bergabung di sanggar SH,” ujarnya pada Kamis (8/12/2022).

Ia melanjutkan di tengah kesibukan dalam merintis karir, saat ini anak tersebut masih tetap menempuh pendidikan di salah satu sekolah swasta Islam terpadu. Meski memiliki keterbatasan, hal itu tidak menghambat untuk terus melanjutkan dunia pendidikan dan karir. Ia mengungkapkan untuk karir dan sekolah tidak mengalami kesulitan dalam penyesuaian jadwal. Hal tersebut dikarenakan, jadwal untuk latihan dilakukan pada saat Minggu.

“Tidak ada masalah sih ka dengan jadwal model acting karena kita ambil di hari libur sekolah Igan. Igan sekolah dari hari Senin sampai Jumat, sedangkan Igan latihan model di hari Minggu,” tambahnya.

Dalam karir sekarang ini, anak tersebut telah mengikuti festival film pendek tingkat nasional. Ia menyatakan pada saat proses pengambilan gambar tidak mengalami kendala apapun. Hal tersebut dikarenakan adanya semangat tinggi yang dimiliki oleh sang anak saat latihan berlangsung.

“Dengan cara terus berlatih secara konsisten. Tidak mengalami kesulitan karena igan sendiri menyukai duni model dan acting,” imbuhnya.

Ia mengaku saat di sekolah, memiliki hambatan dan kesulitan untuk mengikuti materi yang disampaikan. Meski begitu sebagai orangtua, ia mengambil langkah dengan melakukan cara memberikan les tambahan dan pengulangan materi saat di rumah.

“Kesulitan salah satunya adalah kurang memahami materi yang di sampaikan ataupun yang dibaca. Cara mengatasinya dengan kita ulang pembelajaran di rumah, juga ikut bimba dengan pengajar yang biasa menangani anak berkebutuhan khusus,” lanjutnya.

Sony Herlian, pemilik SH Modelling menyatakan saat proses latihan hingga pengambilan gambar memperoleh bantuan dari orangtua untuk berkomunikasi. Selanjutnya ia pun menggunakan gesture tubuh. Ia membutuhkan waktu selama 1 minggu untuk memberikan materi acting kepada anak tersebut. Ia merasa bangga dengan bakat yang dimiliki oleh anak ini.

“Kurang lebih 1 minggu dibantu juga sama orangtuanya. Kita arahkan dengan gesture badan alhamdulillah bisa mengerti. Igan adalah anak yang hebat,selain belaja modelling dan sudah beprestasi di dunia modelling walaupun keterbatasan igan karena anak tuli, tapi orangtua igan selalu mensupport Igan sehingga kita bisa terus sama sama untuk mensupport,” paparnya.

Proses pembuatan naskah diperlukan waktu hingga 3 minggu. Inspirasi cerita berasal dari semangat dan kisah hidup anak tersebut. Ia mengaku saat proses syuting berlangsung ada satu adegan yang memperlukan take berulang kali.

“Naskah kali ini agak sulit, waktu saya buat perlu 3 minggu. Melihat kondisi Igan yang penuh inspirasi jadi terpikir membuat film tentang Igan apalagi bertemakan Aku Anak Indonesia Penjaga Ibu Pertiwi. Ya tentunya saat proses shooting berlangsung,ada 1 adegan igan kurang paham dan kita di kejar deadline igan mau nangis ketika adegan di rumah,” tambahnya.

Ia menyatakan akan terus memberikan dukungan apapun kepada setiap siswa normal dan berkebutuhan khusus yang ingin mengembangkan bakat di dunia modelling dan acting.

“Setiap orang jika ada minat ke dunia modelling saya akan siap menerima bagaimanapun background kondisi setiap anak,selagi anak tersebut mau dan bisa di arahkan. Ya kita bakal support terus, jika ada kompetisi kita akan share terus ke igan sehingga igan bisa terus berprestasi,” tutupnya.(red)