Karawang – Bulan Penimbangan Balita kembali dilaksanakan pada bulan Agustus ini. Selain itu, kick off BIAN Jawa-Bali secara resmi digelar pada Rabu (3/8/2022) di Halaman RSUD Karawang.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang, dr. Endang Suryadi, mengatakan salah satu upaya Pemerintah Kabupaten Karawang mencegah adanya peningkatan stunting, dilaksanakan pula program Bulan Penimbangan Balita di tahap II. Tahap I telah dilaksanakan pada Februari 2022.
“Masyarakat harus rajin untuk melakukan penimbangan dan pemeriksaan anak di posyandu pada setiap tahun. Hal ini bertujuan untuk mendata keseluruhan kesehatan balita. Selain itu untuk menghindari gizi buruk dan stunting,” kata dr. Endang saat jumpa pers di RSUD Karawang.
Ia menjelaskan, menggalakan rajin pemeriksaan di posyandu dengan program Bulan Penimbangan Balita. Semua balita di timbang agar diketahui data yang mengalami stunting dan gizi buruk di Karawang.
“Kita juga bersinergi dengan TNI dan Polri untuk mengajak masyarakat agar datang ke Posyandu melakukan pemeriksaan anaknya,” kata Kadinkes.
Ditambahkan Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat dr. Nurmala Hasanah. Menurutnya, jumlah sasaran balita yang dilakukan penimbangan dan pemberian imunisasi di posyandu sakura X Perumnas telukjambe, Kecamatan Telukjambe Timur saat kick off BIAN ini sebanyak 160 anak. Diberikan pula vitamin A bagi balita.
“Kegiatan penimbangan tadi dipadukan dengan pemberian imunisasi, kita juga memberikan kapsul vitamin A. Kita belum rekap data anak yang tinggi dan berat badan anak yang kurang karena baru tadi kita laksanakan. Sasaran di Posyandu Sakura tadi 160 balita,” ungkapnya
Data stunting pada Agustus 2021 sebanyak 4216 balita. Jumlah tersebut menurun pada Februari 2022 menjadi 3330 balita. Ia memiliki harapan agar jumlah tersebut dapat menurun kembali pada Agustus.
“Data stunting pada Agustus tahun kemarin ada 4216 balita, alhamdulillah sudah menurun di Februari 2022 jadi 3330 balita,” sambungnya.
Tahun 2022 Dinas kesehatan memiliki 6 desa/kelurahan pemodelan dari 22 lokus stunting di Kabupaten Karawang. Pemodelan ini yaitu pemodelan pentahelix desa/kelurahan Tangkas tangginas ngarojong kasehatan dalam upaya pencegahan dan penanganan stunting. Di desa/kelurahan tersebut dilakukan pos gizi terintegrasi. Sasaran pos gizi terintegrasi ini remaja, ibu hamil, orang tua yang mempunyai balita yang harus diintervensi.Konsep pengeroyokan program dilakukan di lokus pemodelan stunting, dilakukan kolaborasi pentahelix. Perkembangan saat ini sudah ada beberapa anak yang telah dinyatakan lulus dari kasus stunting.
“Alhamdulillah selama empat bulan ini kita evaluasi sudah ada anak yang sudah lulus dari stunting. Mudah-mudahan pemodelan ini bisa membawa Karawang menuju zero new stunting,” pungkasnya.
Pada pelaksanaan Kick Off BIAN tingkat Nasional tahap II Jawa Bali tersebut turut dihadiri langsung oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), Gubernur Jawa Barat, Asisten Provinsi Jawa Barat, Bupati Karawang, kepala dinas kesehatan dan Direktur RSUD Karawang beserta jajaran.
Kemudian, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil dalam sambutannya menyampaikan bahwa pada 25 tahun mendatang Indonesia bisa menjadi negara adidaya dengan salah satu syarat, Sumber Daya Manusia (SDM) di Indonesia harus menjadi generasi yang produktif, kompetitif, dan sehat.
“1945 Merdeka dan 2045 menjadi negara adidaya, untuk mencapai hal tersebut diharuskan anak cucu kita nanti harus produktif, kompetitif dan sehat. Makanya tidak boleh ada stunting. Jadi, hanya Indonesia katanya pada tahun itu 70 persen warganya anak-anak muda semua,” ucapnya.
Lanjutnya, ia juga mengatakan, generasi selanjutnya tidak boleh menjadi generasi bansos.
“Jangan sampai anak cucu kita nanti jadi generasi bansos, tangannya di bawah, jadi beban negara, riweuh (repot), enggak bisa berkompetisi. Tapi sebaliknya, jika kita urus dari sekarang, kita semua bersemangat, insyaallah di tahun 2045 nanti saat mereka remaja dewasa nanti mereka akan menjadi mesin negara, patriot negara dan pendorong kemajuanu Indonesia. Aamiin ya rabbalallamin,” katanya.
Tidak hanya itu, untuk permasalahan penyakit yang dapat menular ke generasi penerus bangsa, ia minta untuk sesegera mungkin dilakukan pencegahan.
“Oleh karena itu, urusan stunting, urusan penyakit menular yang punya potensi ke anak-anak kita harus kita cegah, Itulah pentingnya kenapa imunisasi. Ada dua targetnya, Campak Rubela dan imunisasi kejar, mau sudah mau belum harus dikasih. Dan untuk target di Jawa Barat, Campak Rubela itu 95 persen dan yang imunisasi kejar itu 80 persen,” tandas Gubernur.(red)