Karawang – Aria Permana berhasil menurunkan berat badan hingga saat ini mencapai angka 92 kilogram. Rukayah, Ibu Arya mengungkapkan pernah memiliki rasa takut melihat sang anak mengalami obesitas. Ketakutan yang dialami yakni takut anak akan meninggal. Ia melanjutkan, saat ini Arya telah dapat melakukan aktivitas seperti orang normal. Salah satunya yakni mengikuti ekstrakulikuler basket di sekolah.
“Kalau di sekolah sekarang dia ikut basket, terus mau mulai ikut gym. Saya takut waktu Arya badannya gede, takut meninggal,” ujarnya pada Senin (25/7/2022).
Selain dua olahraga tersebut, terdapat sepakbola dan sepeda sebagai olahraga yang di gemari. Sejak memasuki SMA dan jauh dari orangtua, ia semakin merasa khawatir dan takut. Sebelum SMA, makanan yang di berikan tidak mengandung minyak apapun serta makanan yang telah di rebus. Selain itu mengkonsumsi pula nasi merah.
“Kalau dulu di rumah main bola sama sepeda. Rasa khawatirnya makin besar, takut makanannya tidak terpantau. Setiap sore alhamdulillah selalu nelpon yang terus mengontrol dari jauh,” sambungnya.
Ade Somantri, Ayah Arya mengungkapkan bahwa selama mengalami obesitas tidak terdapat penyakit apapun yang di derita. Meski telah berhasil menurunkan berat badan, tim dokter masih terus melakukan komunikasi dan pemantauan.
Ia menambahkan, melakukan kontrol di salah satu rumah sakit Tangerang pada Juni 2022. Biaya kontrol sepenuhnya di tanggung oleh pihak rumah sakit.
“Masih sering nelpon ke kita, kontrol juga baru bulan kemarin ke Tangerang. Kontrolnya sebulan sekali,” ungkapnya.
Ia menyampaikan saat ini Arya sedang mempersiapkan perlombaan puisi di tingkat Provinsi. Prestasi lain yang telah dicapai yakni bidang olahraga dan memperoleh 5 peringkat besar.
“Alhamdulillah waktu SD dapat ranking dan SMP juga masuk 10 besar. Di Hari Minggu nanti terpilih menjadi kandidat untuk lomba puisi di tingkat provinsi,” imbuhnya.
Aria Permana, penderita obesitas mengungkapkan tidak memiliki trauma apapun setelah menderita obesitas. Selain mengikuti basket, ia pun mengikuti ekstrakulikuler Sispala. Ia merasa lebih percaya diri sekarang. Menjelang perlombaan, ia mempersiapkan intonasi dan mental.
“Untuk aktivitas saat ini bingung sih teh cuman sekolah, eskul terus pulang, perasaan seneng banget sih, kalau trauma ngga ada sih. Iyaa kak, FLS2N ngewakilin sekolah tapi secara online. Pasti intonasi dalam membaca puisi kak dan juga tentunya mental,” pungkasnya.(red)