Kisah Inspiratif : Sempat Masuk Desa Rawan Pangan, Emak-Emak Kelompok Tani Wanita “Menyulap” Jadi Wilayah UMKM dengan Omset Puluhan Juta Rupiah

Kelompok Tani Wanita Kenanga sedang proses pembuatan kerupuk kencur

Laporan : Rosman, Jurnalis Fakta Jabar

DESA Tanjung Kecamatan Banyusari adalah salah satu desa di Kabupaten Karawang. Desa itu dengan jarak tempuh 31 kilometer dari perkotaan Kabupaten Karawang dibagian Timur. Beragam pekerjaan penduduk setempat, salah satunya pertanian dan wirausaha.

Menurut informasi dari masyarakat sekitar, Tahun 2017 Desa Tanjung termasuk desa rawan pangan. Tak sedikit pejabat dan pemangku kebijakan berdatangan ke lokasi agar bisa memberikan solusi pangan.

Kini, desa itu berkembang signifikan dalam bidang wirausaha setelah Usaha Mikro Kecil Menengan (UMKM) ditekuni masyarakat. Jubaedah, misalnya. Ketua Kelompok Wanita (KWT) Kenanga Desa Tanjung memproduksi makanan dan minuman.

“Dulu hasil musyawarah, saya ditunjuk sebagai ketua kelompok wanita tani membuat UMKM. Terlalu banyak konsep dan masukan sampai saya kebingungan menentukan jenis usahanya. Setelah musyawarah berkali-kali,akhirnya sepakat kita membuah usaha Kerupuk Kencur dan Minuman Jereh,” kata Edah, sapaan akrabnya menceritakan kepada awak media saat dikunjungi Pertamina Gas. Kamis, 14 Oktober 2021.

Setelah dibentuk kelompok dan jenis usaha, Edah menyebutkan UMKM ini belum berkembang. Hanya sebatas biasa-biasa saja. Namun, suatu ketika mendapatkan informasi akan ada bantuan dari Pertamina Gas untuk UMKM. Bagi ia itu peluang dalam mengembangkan usahanya tersebut.

Benar saja, Edah dan Emak – Emak kelompok ini menjadi binaan Pertamina Gas untuk memajukan usaha Kerupuk Kencur dan Minuman Jereh atau Jamu. Melalui Corporate Sosial Responsibility (CSR) Pertamina Gas memberikan fasilitas kepada kelompok Emak – Emak untuk pengembangan UMKM.

“Sebelum ada program CSR dari Pertamina Gas, produksi kerupuk dan minuman tidak terlalu banyak. Tapi setelah ada program CSR dari Pertamina Gas ada peningkatan produksi. Sekarang produksi perhari itu 100 bungkus untuk kerupuk dan 125 botol untuk jamu,” ungkap Edah.

Penjulan usaha kerupuk dan minuman KWT Kenanga, Edah menyebutkan mencapai 23,6 juta rupiah per bulan. Dengan rincian hasil penjualan kerupuk sebesar 14 juta rupiah dan 9,6 juta rupiah. Anggota kelompok ada 13 Emak – emak. Setiap hari anggota diberikan gaji 30 ribu sampai 35 ribu dari jam kerja pukul 08.00 sampai pukul 12.00 WIB.

“Ada bantuan CSR Pertamina Gas sangat membantu kami dalam produksi usaha sampai usaha berkembang pesat,” kata Edah

Teguh, perwakilan Pertamina Gas mengamini pernyataan Edah sang pemimpin KWT Kenanga. Kata dia, Pertamina Gas memberikan bantuan berupa fasilitas dari dana CSR perusahaan untuk usaha kerupuk dan jamu. Kemudian dilakukan pembinaan secara berkala hingga bisa mandirri. Ia juga berencana memang panel surya agar bisa mengurangi kos produksi.

“Selain hemat kos, juga ramah lingkungan. Itu rencana yang sedang disiapkan,” tandasnya.(*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

x

Check Also

Bank bjb Tawarkan Peluang Investasi Melalui Surat Berharga Perpetual dengan Kupon yang Tinggi

JAKARTA – Dalam dunia investasi, terdapat berbagai peluang menarik untuk ...