Karawang – Pelaksanaan vaksinasi keluarga oleh praktik mandiri bidan (PMB) di Karawang disambut positif masyarakat. Pada pelaksanaan vaksinasi keluarga Senin 9 Agustus 2021 kemarin, sebanyak 26.733 sudah divaksin melalui program yang menjadikan Karawang, sebagai pilot project vaksin keluarga.
Bahkan, warga mau mendatangi rumah-rumah bidan desa untuk divaksin sejak pagi hari. Sebagai daerah percontohan nasional vaksinasi keluarga. Pemerintah Kabupaten Karawang, melalui Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Karawang mempunyai target 200 ribu dosis vaksin untuk seluruh keluarga di Karawang.
Rencananya, target tersebut akan selesai dalam waktu lima hari. Dengan mengandalkan 240 tenaga PMB yang tersebar di 30 kecamatan. Serta menggerakkan 946 petugas lapangan KB yang bertugas mengajak warga untuk di vaksin.
Kabid Advokasi, Data, dan Informasi DPPKB Karawang, Imam Bahanan menuturkan, pantauan di hari pertama pelaksanaan vaksin keluarga di Karawang hasilnya sangat positif. Rata-rata satu PMB di Kabupaten Karawang melayani 70 orang hingga 130 orang per hari.
Dari pukul 08.00 WIB hingga pukul 12.00 WIB. Capaian vaksin di tiap daerah berbeda-beda, karena pemahaman masyarakat di desa tentang vaksinasi ini masih sangat minim.
“Bisa kami katakan, proses vaksinasi keluarga lewat bidan ini sangat efektif untuk percepatan menuju herd immunity,” ujarnya.
Imam menjelaskan, dengan teknis yang sudah dirancang sangat luar biasa oleh Bupati Karawang, dr. Hj. Cellica Nurrachadiana beserta jajaran organisasi perangkat daerah. Dirinya optimis, target vaksinasi keluarga ini akan tercapai dengan maksimal.
Meski begitu, Imam tak menampik jika masih ada beberapa kendala teknis di lapangan di hari pertama proses vaksinasi ini. Salah satunya, karena jumlah tenaga yang kurang memadai. Bupati meminta seluruh Puskesmas ikut terlibat, membantu sukseskan vaksin keluarga di Karawang.
“Kendalanya diantaranya persiapan kita mungkin terlalu cepat, sehingga ada saja kekurangan disana-sini. Kemudian SDM untuk tenaga input, ini juga masih kurang,” papar Imam.
“Kekurangan tenaga input di aplikasi Pcare ini, kami mendapat bantuan 200 mahasiswa UBP dan Stikes Kharisma yang kami sebar ke 30 kecamatan,” imbuhnya.
Disebut efektif, kata Imam, karena target vaksin keluarga ini menggunakan Kartu Keluarga (KK). Sehingga, jika vaksin lainnya dijaring dengan cara perorangan. Maka vaksin keluarga akan lebih cepat, karena sasarannya terhitung satu keluarga.
“Vaksin keluarga ini targetnya untuk seluruh anggota keluarga, mulai dari anak usia 12-18 tahun hingga lansia. Kecuali, untuk ibu hamil,” ujarnya.
Selain itu, lanjut Imam, dalam prosesnya, vaksin keluarga ini melibatkan banyak pihak. Seperti Camat, Kapolsek, Danramil, Kepala Puskesmas, hingga para kepala desa. Utamanya, para penyuluh KB di lapangan yang memiliki peran untuk memberikan edukasi dan pemahaman kepada warga yang tidak mau di vaksin.
“Bedanya dengan vaksinasi yang lain, vaksin keluarga ini melibatkan pos KB hingga RT/RW. Mereka punya tugas KIE (edukasi), kepada masyarakat agar tidak takut lagi di vaksin,” pungkasnya.(red)