Karawang – Berawal dari belanja online, bisnis milik Hani Rosiani (31) merangkat naik sampai bisa mengantongi omzet Rp 2 miliar per bulan. Lewat lini bisnis yang namanya diambil dari nama anak pertamanya, Faris Fashion memulai segalanya di tahun 2012.
Di tahun 2012, marketplace seperti Shopee, Lazada, Tokopedia dan lain-lain belum muncul. Menggunakan ponsel Blackberry, Hani menarik pelanggan menggunakan sistem CoD (cash on delivery).
“Jadi saya dan pelanggan janjian di suatu titik untuk transaksi jual beli,” kata pemilik Faris Fashion, Hani Rosiani di kegiatan silaturahmi pelanggan dan reseller Faris Fashion, lantai 3 Swiss Belinn, Minggu (30/5/2021).
“Aku memang senang fashion, dan senang belanja online. Terus beberapa teman nanya, baju yang aku pakai beli di mana, akhirnya daripada dipakai sendiri mending dipakai untuk jualan, ditambah saya punya banyak waktu luang karena memang basic-nya ibu rumah tangga,” sambung pemilik toko beromzet Rp 1,5 sampai 2 miliar ini.
Tapi usaha yang dilakoni Hani tidak selamanya meraup untung. Pernah di tahun 2014, ia kehilangan barang dagangan senilai total Rp 13 juta karena ditipu.
“Pertama mulai naik, barang dagangan saya diambil kuli panggul. Diambil begitu saja, karena mulanya saya kira itu tukang angkut, jadi saya serahkan semuanya,” katanya.
Dari kegagalan itu, Hani banyak belajar hingga kini Faris Fashion memiliki 170 reseller dalam kota, dan 150 reseller luar kota.
“Ada reseller dari Jawa Tengah juga. Hari ini dia datang ke sini,” ujarnya.
Beberapa busana yang dijual Faris Fashion didesain langsung oleh Hani. Dalam satu bulan, ia mampu mengeluarkan empat model busana baru.
Faris Fashion memfokuskan diri menjual busana daily. Ada yang daily hijab. Ada juga yang daily non hijab.
“Konsep kami adalah menjual fashion up to date untuk dipakai semua kalangan. Mulai dari menengah ke bawah, menengah ke atas, sama kalangan menengah,” sambungnya.
Meski begitu, rentang harga untuk setiap busana di Faris Hijab masih terjangkau kantong. Paling mahal dibanderol tidak lebih dari Rp 180 ribu. “Ada juga yang harganya antara Rp 95 sampai 65 ribu.”
Ibu beranak dua ini tidak punya basic sebagai perancang busana. Saat ini ia masih terdaftar sebagai mahasiswi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika). Ia belajar otodidak. Namun, busana rancangannya laris manis terjual.
“Paling laris itu yang modelnya one set. Celana sama atasan sudah satu set,” tambahnya.
Dalam kegiatan silaturahmi, Hani mengundang semua pelanggan setia dan resellernya.
“Kami juga undang mentor terbaik Dewa Eka Prayoga, dewanya selling sebagai pemateri. Kami edukasi pelanggan agar jadi seller, dan seller biar bisa menyetok lebih banyak dagangan,” katanya.
Hani juga mengajak resellernya untuk tidak hanya berbisnis di satu bidang saja. Ia juga ajak resellernya untuk bergabung di lini bisniz Faris MS Glow yang fokus menjual produk-produk kecantikan.
Ketika ditanya bagaimana cara untuk jadi reseller? Hani menjawab, cukup dengan order 10 pcs busana di Faris Fashion, otomatis jadi reseller. Keuntungan sebagai reseller adalah potongan Rp 15 ribu per busana dari harga eceran.
“Dalam waktu dekat, kami juga bakal buka toko fisik di Purwakarta,” pungkasnya.(cim)