Karawang – Bruk… suara atap bangunan ruang kelas SDN Amansari 2 Desa Amansari Kecamatan Rengasdengklok Kabupaten Karawang. Minggu (14/2/2021) pukul 16.00 WIB.
Diduga bangunannya sudah tua. Ambruk setelah diguyur hujan deras. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut.
Titin Sumiati, Kepala SDN Amansari 2 megatakan, pihaknya sudah mendapatkan laporan terkait dengan ambruknya dua atap ruang kelas di SDN Amansari 2.
Menurutnya atap ruang kelas tersebut ambruk setelah angin disertai hujan deras mengguyur Kecamatan Rengasdengklok seharian diguyur hujan disertai angin dan petir.
“Ruangan Bangunan tersebut sudah lama dikosongkan ,sudah hampir setahun di kosongkan sebelum Covid 19 dan sebelumnya hanya satu ruangan yang parah,”
Titin juga menegaskan sudah beberapa kali mengajukan produk perbaikan gedung sekolah SDN Amansari 2 ke Disdikpora Kabupaten Karawang. Bahkan sudah di survai juga oleh kepala dinas saat kegiatan bimtek.
“Gedung sekolah yang ambruk ini di rehab pada tahun 2012 dengan memiliki tujuh ruang kelas dengan jumlah peserta didik 390 siswa (enam rombongan belajar), sehingga bangunannya sudah tua,” tuturnya.
Ambruknya bangunan ruang tersebut berdampak pada rusaknya dinding ruangan perpustakaan yang berada di samping ruang kelas yang ambruk, sehingga ruangan perpustakaan tidak lagi ditempati.
Hal yang sama dengan Badan Koordinator Pendidikan Tingkat Kecamatan Rengasdengklok Rusta Anzag mengatakan bahwa saya sudah mengajukan beberapa kali bahkan akan menjadi skala prioritas.
“Sebetulnya saya sudah malu mengajukan beberapa kali mengusulkan perbaikan banguna gedung tersebut sampai sekarang,” ujarnya.
Bahkan kedatangan dari Kapala Disdikpora kelokasi sekolah serta melihat kondisi tiga ruangan sekolah yang kuatir ambruk ,sehingga ia meminta kepada kepala sekolah untuk mengosongkan ruangan .
“Sehingga sangat mengkawatirkan karena posisi bangunan tersebut dekat sawah ,ini pasti akan ambruk karena ,bangunan gedung sekolah SDN Amansari 2 sudah miring,” kata dia lagi.
Ia mengintruksikan agar berhenti sementaranya Kegiatan Belajar Mengajar.
“Karena tidak ada ruangan lagi, akhirnya ruangan tersebut dipakai kembali atau paksakan denga kehati hatian ,sehingga dalam KBM tidak makan korban jiwa karena KBM melalui Pengajaran Jarak Jauh (PJJ),” pungkasnya.(red)