KARAWANG – Situasi pandemi membuat masyarakat harus berada di rumah saja, termasuk anak anak bersekolah dari rumah atau sekolah virtual. Baik guru murid dan orang tua sebaiknya saling bersinergi agar bisa mengatur cara efektif belajar selama pandemi.
Interaksi guru dan orang tua dalam proses kegiatan belajar anak membutuhkan strategi yang dapat menyesuaikan karakteristik siswa, guru, orang tua yang memenuhi kriteria pembelajaran jarak jauh.
Seperti di smpn 1 renasdengklok yang menggunakan metode daring (dalam jaringan) melalui aplikasi yang di anggap efektif dalam memberikan pelajaran saat para siswa di tuntut untuk belajar di rumah selama masa pandemi.
Sistem pembelajaran daring (dalam jaringan) merupakan sistem pembelajaran tanpa tatap muka secara langsung antara guru dan siswa tetapi dilakukan melalui online yang menggunakan jaringan internet. Guru harus memastikan kegiatan belajar mengajar tetap berjalan, meskipun siswa berada di rumah. Solusinya, guru dituntut dapat mendesain media pembelajaran sebagai inovasi dengan memanfaatkan media daring (online)
Suhendi wakasek kesiswaan mengatakan, “Untuk masa proses pembelajaraan sekarang itu kita melakukan daring ya dalam jaringan. Kalau umpama ada siswa yang pasilitasnya tidak ada tidak menutup kemungkinan ada luring juga (luar jaringan). Jadi metode yang kita pakai itu melalui aplikasi google clasroom untuk sistim daring. Sedangkan untuk beberapa anak yang tidak memiliki fasilitas belajar seperti android kita data dan itu di anjurkan untuk luring yaitu kita memperkenankan anak nya untuk datang ke sini, karena setiap hari guru mata pelajaran standby di sekolah,” ungkapnya.
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang saat ini diterapkan di masa pandemi COVID-19 ini memang banyak di keluhkan karena mengalami banyak kesulitan. Apalagi ada wacana dari mendikbud untuk permanenkan masa PJJ tersebut.
Asma selaku kepala sekolah SMPN 1 Rengasdengklok menyinggung pernyataan mendikbud tersebut.
“Terus terang saja saat pjj akan di permanenkan saya tidak begitu setuju. Istilahnya mau jadi apa ini negara. Saya khawatir karena proses pendidikan itu harus ada afektif (sikap). Bagaimana bisa mendidik sikap anak watak anak jika belajar daring seperti ini. Itu repot mendisiplinkan anak itu susah. Sekolah saja yang fokus ke anak agak susah apalagi orang tua yang di rumah berebut dengan pekerjaan di rumah berebut dengan cari ekonomi di luar pasti akan ada kesulitan tersendiri,” pungkasnya. (ded)