KARAWANG – Tidak dapat dipungkiri Pandemi Internasional Covid-19 membawa ketegangan bagi kita semua. Bahkan saat memasuki tahap baru penyesuaian kehidupan seperti sekarang, yang dikenal sebagai New Normal, masyarakat nampaknya masih memiliki rasa takut atau waspada akan sekitar.
Menghindari berpergian ketempat jauh atau ramai tanpa kepentingan tertentu, terutama tempat umum seperti mall. Walaupun segala protokol kesehatan telah dimaksimalkan pihak manajemen mall, namun keadaan mall tidak lagi sama, yakni nampak sepi dan tidak seperti biasanya.
Seperti yang terlihat di tiga mall besar di Galuh Mas Karawang. Sempat tutup lebih dari tiga bulan lamanya, kini Karawang Central Plaza (KCP), Festive Walk dan Technomart telah beroprasi kembali dengan menetapkan beberapa protokol kesehatan disetiap pintu masuknya. “Para pengunjung diwajibkan menggunakan masker, dipintu masuk juga selalu ada petugas yang akan mengecek suhu tubuh tiap pengunjung sebelum memasuki area mall,” ujar Property Manager dari ketiga mall, Rizki Setiawan, kepada Fakta Jabar, Jumat (17/7).
Rizki menambahkan, pembatasan jarak pada escalator dan tempat duduk juga terlihat jelas sebagai salah satu upaya penerapan social distancing. Bahkan, pihak mall juga sebenernya sudah menyiapkan sistem baru pada lift, yakni dengan tidak menggunakan tangan untuk menekan tombol, melainkan kaki untuk meminimalisir kontak fisik antar pengunjung. “Namun karena Pemerintah Daerah masih melarang penggunaan lift, maka sementara lift belum bisa digunakan,” jelasnya.
Masih Rizki menambahkan, seperti halnya penetapan Peraturan Bupati Karawang No. 41 Tahun 2020 tentang pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) secara proporsional dan Adaptasi Kebiasaan Baru )AKB) untuk pencegahan dan pengendalian Corona Virus Disease 2019 (COVID-19), jumlah pengunjung mall juga dibatasi hingga 35 persen dari biasanya. “Beberapa kategori tempat hiburan memang belum diperbolehkan dibuka. Seperti bioskop, tempat karaoke dan permainan anak. Hanya beberapa toko yang sudah bisa beroperasi seperti fashion, tempat makan dan kebutuhan rumah tangga lainnya,” paparnya.
Meskibegitu, sambung masih Rizki menambahkan, masyarakat sepertinya masih memilih untuk pergi ke mall hanya jika memiliki kepentingan tertentu. Tidak lagi seperti sebelum pandemi, dimana orang-orang akan dating ke mall bahkan hanya untuk hangout dengan teman atau melihat-lihat. “karena kan memang orang biasanya selain niat berbelanja, Bisa saja sekedar hangout karena sebelum pandemi, mall sering ada live music atau kegiatan hiburan lain,” tandasnya.
Sementara, karyawan di salah satu outlet yang berada di Sky Bridge, Gunawan menjelaskan, penurunan jumlah pengunjung dari tutupnya mall selama tiga bulan kebelakang, juga memberikan efek yang nyata bagi 4 ribu pekerja yang ada di tiga mall tersebut, sebanyak 70 hingga 80 persen diantaranya dikabarkan mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). “Sekitar 65 persen pengunjung juga berkurang dari awal kembali dibukanya mall,” ungkapnya.
Begitu pun yang rasakan pemilik outlet fashion lainnya, Pane mengatakan, usahanya mengalami penurunan 70 persen hingga 80 persen pembeli. Meski protokol kesehatan seperti masker dan sarung tangan telah digunakan, rasa waspada masyarakat akan sekitar masih tidak dapat dipungkiri. “Mungkin masyarakat masih was-was untuk berkunjung ke mall, padahal protokol kesehatan sudah dijalankan secara maksimal oleh semua pihak yang ada di ketiga mall ini,” pungkasnya. (lil)