Harapan GMKI Pada Rektor Terpilih UNSIKA, Implementasikan Permen Nomor 55 Tahun 2018

KARAWANG – Salah satu kampus negeri yang ada di kota pangkal perjuangan, yakni Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA), tengah melakukan penjaringan Bakal Calon Rektor untuk masa periodesasi tahun 2020-2025. Ditandai dengan diserahkannya laporan hasil penjaringan kepada Kementerian Pendidikan dan Budaya (Kemendikbud) pada 12 Maret 2020 lalu, hingga ditetapkan 5 kandidat Calon Rektor Unsika, diantaranya sebagai berikut:
1. Dr. Didin Wahyudin, M.Pd.
2. Prof. Dr. H. Munir, M.IT.
3. Prof. Dr. Mas Yedi Sumaryadi, MS.
4. Prof. Dr. Sri Mulyani, Ak. CA.
5. Dr. Sulistyo Sidik Purnomo.

Dengan demikian, Para Bakal Calon Rektor tinggal berkontestasi dan menunjukan kualitas sebagaimana tertuang dalam masing-masing visi dan misi kandidat rektor tersebut. Sehingga hal itu bisa diselaraskan dengan makna Tridharma Perguruan Tinggi.

Sementara, Ketua Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Cabang Karawang, Sepri Antoni mengungkapkan harapan melalui digelarnya Pemilihan Rektor UNSIKA untuk masa periode 2020-2025. Dimana dalam hal ini, terkait dengan isu paham radikalisme yang sudah barang tentu cukup menjadi perhatian di tengah-tengah masyarakat, khususnya mahasiswa.

Dimana berdasarkan data riset Lembaga Setara Institute menyatakan, terdapat 10 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Indonesia yang terpapar paham radikalisme. Keterangan tersebut di sampaikan langsung Direktur Riset Setara Institute, Haili di salah satu media online nasional, berdasarkan riset yang telah di kerjakannya.

Selain itu, diperkuat oleh Badan Nasional Penangulangan Terorisme (BNPT), dimana Kepala BNPT, Komjen Pol. Suhardi Alius dalam situs media online mengatakan, bahwa perguruan tinggi rentan terpapar paham radikalisme sehingga perlu upaya bersama untuk mengatasi hal tersebut. “Tidak hanya perguruan tinggi tertentu yang bisa terpapar, tetapi semuanya bisa, yang membedakan hanya tebal tipisnya saja. Oleh karena itu, kita semua harus waspada dan harus bisa mengidentifikasi hal tersebut,” kutipnya.

Lebih lanjut, Sepri menambahkan, persoalan tentang masuknya paham radikalisme ke kampus memang menjadi momok yang menakutkan lantaran bisa merusak nilai-nilai kebangsaan di dalam tubuh Perguruan Tinggi, terutama para generasi muda dalam hal ini Mahasiswa.

“Jadi saya rasa menanggapi isu paham radikalisme yang sudah masuk ke wilayah pendidikan, dalam hal ini Perguruan Tinggi. Tentunya sepakat dengan formulasi yang dibuat oleh pihak kementerian, seperti tertuang dalam Peraturan Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Permenristekdikti) nomor 55 tahun 2018 tentang Pembinaan Ideologi Bangsa Dalam Kegiatan Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi,” jelasnya.

Masih Sepri menambahkan, permen ini sudah dikeluarkan sejak bulan oktober tahun 2018 lalu. Tinggal langkah inisatif kampus serta jajarannya saja seperti apa dalam mengimplementasikan permen tersebut, tentunya Sang Rektor punya kuasa dalam hal ini. Dengan demikian, pihaknya berharap seraya berpesan kepada siapapun Rektor Unsika terpilih nanti, agar mampu mengayomi semua kalangan serta dapat memajukan kampus tersebut.

“Dan tentunya memiliki jiwa kebangsaan yang tinggi. Serta yang paling penting, Rektor UNSIKA terpilih dapat menjalankan implementasi dari Permenristek nomor 55 tahun 2018 tersebut dengan baik,” pungkasnya. (rls/lil)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

x

Check Also

 Perayaan Hari Kesehatan Nasional di Karawang

KARAWANG – Masyarakat perlahan diajak untuk mulai menerapkan hidup sehat. ...