KARAWANG – Selain dikabarkan menunggak pajak kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Karawang sebesar kurang lebih Rp. 50 Miliar dan dugaan belum memiliki ijin resmi pembangunan, PT. Mandala Pratama Permai juga diduga menjiplak konsep pasar induk modern milik Paguyuban Pasar Induk Karawang (PPIK).
Hal tersebut diungkapkan Ketua PPIK, Asep Kurniawan, bahwa ide atau konsep pembangunan pasar induk dikawasan industri Mandala Permata Permai yang beberapa hari lalu dilakukan peletakan batu pertamanya oleh pemilik perusahaan, Tommy Suharto dengan didampingi Bupati Kabupaten Karawang, Cellica Nurrachadianna adalah konsep pasar milik PPIK.
“PPIK sejak awal sudah membuat proposal konsep pasar induk modern dan mengajukan kepada Tommy Soeharto melalui HMP TV dan sudah dilakukan pembahasan,” ujarnya kepada Fakta Jabar, Jumat (13/3).
Namun dalam perjalanannya, Asep menambahkan, PPIK ditinggalkan begitu saja. Akan tetapi konsep tersebut justru malah dipergunakan pihak PT. Mandala Permata Permai dan diklaim sebagai konsep pasar induk milik mereka.
“Kita yang punya konsep, investor kita yang nyari, hanya kemudian kita ditinggalkan,” cetusnya kesal.
Kendati demikian, masih Asep menambahkan, mereka tetap tidak bisa berbuat apa-apa karena konsumen pasar induk tersebut tetap milik kita. “Akhirnya setelah tahu caranya seperti itu, kami memutuskan untuk mencari investor baru dan membawa investor tersebut untuk membangun pasar induk modern di Kabupaten Karawang,” jelasnya.
Sambung masih Asep menambahkan, pihaknya meyakini dengan nilai investasi sebesar Rp. 1,1 Triliun, dengan luas tanah 21 hektare, konsep Pasar Induk Modern milik PPIK akan jauh lebih hebat dari pasar induk milik PT. Mandala Permata Permai. Terlebih konsumen atau Pedagang Pasar, yang akan membeli kios-kios di pasar induk itu semua ada di tangan PPIK.
“Investor sudah ada, konsumen juga ikut kita, kita hanya tinggal mencari lokasinya saja, yang jelas di Kabupaten Karawang. Ini adalah keinginan dari para pedagang karena mereka menilai Karawang jauh lebih representatif,” katanya.
Asep pun menyebutkan, pembangunan pasar induk ini akan dilaksanakan sebelum memasuki bulan ramadhan atau tahapan dalam membangun pasar modern tersebut.
“Kita masih cari lokasi dan sebelum bulan puasa kita pastikan sudah action memulai pembangunan,” ucapnya.
Disoal apakah kemudian keberadaan pasar induk yang akan dibangun oleh PPIK ini akan mematikan pasar-pasar tradisional disekitarnya, dijawab Asep dengan lugas bahwa tidak akan mematikan pasar tradisional.
“Tidak, tidak akan mematikan pasar tradisional yang ada di Karawang. Karena pasar yang akan dibangun merupakan pasar induk central bagi para pedagang di Jawa Barat. Pasar tersebut menampung para petani yang ada di Jawa Barat,” terangnya.
Asep meyakinkan kembali bahwa pihaknya tidak membuka pasar eceran dan nanti diatur mekanisme pembelanjaannya. “Kita menampung hasil panen petani dan penyuplai ke pedagang pasar tradisional,” paparnya.
Dia juga menambahkan, meski saat ini pasar tersebut belum dibangun, namun sudah banyak para pedagang pasar induk dan juga petani yang ada di Propinsi Jawa Barat yang sudah memesan kios kepada PPIK. Sehingga PPIK sangat optimis pasar induknya mampu bersaing dengan pasar-pasar induk yang lain yang akan dibangun di Kabupaten Karawang.
“Sekarang yang sudah dipesan sekitar 1678 kios dengan jumlah pemesan 652 orang. Karena ini central,” sebutnya.
Baca juga: PPIK Gelontorkan Anggaran Rp1,1 Triliun untuk Pembangunan Pasar Induk Modern
Dan, secara administrasi perijinan pun, ditegaskan Asep, pihaknya akan menempuh sesuai ketetapan peraturan perundang-undangan kaitan perijinan.
“Ya kalau kita pasti kita tempuh ijin-ijinnya, karena PPIK ini semua asli Karawang dan tentunya harus dapat berkonstribusi bagi Karawang,” tandasnya.
Ditempat yang sama, Wakil Ketua DPP Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI), Agus Purwantara mengatakan, rencana tersebut memang sudah dibahas di DPP APPSI termasuk rincian anggaran biayanya.
“Kami dari DPP APPSI mendukung rencana dari paguyuban pasar induk ini. Sebelumnya juga sudah pernah dibahas,” pungkasnya. (lil)