KARAWANG – Bupati Karawang, dr. Cellica Nurrachadiana mengimbau warga Karawang untuk mewaspadai penyakit demam berdarah. Sebab, nyamuk Aedes Aegepty kerap berkembang biak di genangan air yang marak ditemui usai banjir.
“Justru yang harus diwaspadai sekarang adalah DBD. Jangan dianggap enteng juga. Seperti diketahui setelah banjir kemarin itu banyak genangan air.
Tentunya meningkatkan risiko penyebaran penyakit. Salah satunya demam berdarah,” kata Bupati, Jum’at, (6/3/2020).
Dinas Kesehatan Karawang telah mengeluarkan surat edaran kepada Puskesmas untuk melakukan sosilisasi satu rumah satu pemantau jentik (jumantik) secara berkala kepada masyarakat.
“Dimana pengawasan jentik nyamuk dilakukan langsung oleh keluarga. Setiap satu keluarga harus memiliki pengawas jumantik,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Dinkes Karawang, Yayuk Sri Rahayu.
Masyarakat juga diimbau untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSM) 3M plus secara serentak. Diantaranya menguras bak mandi minimal lima hari sekali, menutup penampungan atau bak air, mengubur barang yang berpotensi menjari sarang nyamuk berjentik, juga membersihkan lingkungan termasuk tempat-tempat yang bisa menampung air, seperti tempat minum burung dan pot.
“Talang-talang juga dibersihkan dan dipastikan air mengalir dan menanam tanaman anti nyamuk,” ucapnya.
Yayuk menyebutkan kasus DBD di Tahun 2019, telah merenggut nyawa satu orang warga asal Desa Kalangsari, Kecamatan Rengasdengklok. Sepanjang tahun terdapat 199 kasus warga yang terkena DBD.
“Bahkan tahun lalu ada yang meninggal satu orang,” pungkasnya. (cim/rls)