KARAWANG – Pimpinan Pondok Pesantren Al-Baghdadi Rengasdengklok, KH. Junaedi Al-Baghdadi melakukan silaturahmi ke kantor PCNU Karawang, Rabu siang (19/2/2020).
Kedatangannya bertemu dengan para kiyai Nahdatul Ulama (NU) Karawang, untuk menyampaikan pesan Presiden Jokowi mengenai rencana pilot project program pembangunan ekonomi melalui pondok pesantren.
Silaturahmi KH. Junaedi Al-Baghdadi ini disambut langsung oleh jajaran Mustasar, Rois Suriyah, serta Tanfidziyah PCNU Karawang.
Terpantau, suasana keakraban antara KH. Junaedi Al-Baghdadi dengan para kiyai NU Karawang terlihat saat Ketua PCNU Karawang, KH. Ahmad Ruhyat Hasbi melakukan simbolis penyambutan kedatangan dengan cara memberikan hadiah ‘asbak rokok’ besar berwarna hijau yang biasanya dipakai para kiyai NU saat ‘ngudud’ alias merokok.
“Kami sangat percaya kedekatan Abah dengan Pak Jokowi. Kami yakin Abah orang NU juga. Maka kami juga minta bantuan Abah untuk terus mendakwahkan NU melalui pengajian-pengajian Abah,” tutur KH. Ahmad Ruhyat Hasbi, saat mengawali perbincangannya.
“Sebagai bentuk ucapan terima kasih kami atas kedatangan Abah ke sini, ini kami hadiahkan asbak gede buat Abah, hahaha…,” timpal Kiyai yang terkenal suka ‘guyon’ ini, yang sontak langsung disambut tawa canda dan tepuk tangan para kiyai dan ustadz lainnya yang hadir.
Tidak hanya itu, saat mendokumentasikan foto bersama, Rois Suriyah PCNU Karawang, KH. Ade Fatahillah juga terlihat memakaikan sebuah gelang kayu dari Aceh kepada tangan KH. Junaedi Al-Baghdadi.
Sementara dalam paparannya, KH. Junaedi Al-Baghdadi menjelaskan, konsep program atau pilot project pembangunan ekonomi melalui pondok pesantren ini sebenarnya sudah ada sejak 2017. Namun baru dimulai 2020, karena takut disangkutpautkan dengan politik Pilpres 2019.
Dijelaskannya, bakal ada ribuan pondok pesantren di Karawang yang akan menerima bantuan program ini. Bantuan program akan diterima bukan dalam bentuk uang. Melainkan dalam bentuk bangunan serta perangkatnya yang sudah siap dijalankan untuk mendukung perekonomian pondok pesantren.
Dijelaskan KH. Junaedi Al-Baghdadi, pilot project ini sudah dijalankannya di Jember sebagai percontohan. Yaitu dalam bentuk minimarket di pesantren dengan nama ‘Kubah Mas’. Kubah Mas ini merupakan pusat grosir warung-warung kecil di tingkat desa. Sehingga setiap warung di desa akan berbelanja barang jualannya ke Kubah Mas yang dikelola pondok pesantren.
Keuntungan dari pengelolaan Kubah Mas ini, sambung KH. Junaedi Al-Baghdadi, yaitu 50% dibagikan kepada warga sekitar, 30% untuk jalannya bisnis, serta sisanya 20% untuk kiyai pemilik pondok pesantren.
“Melalui Kubah Mas, setiap pondok pesantren yang dikelola para kiyai bisa lebih mandiri. Karena keuntungan dari pengelolaan Kubah Mas 20% untuk kiyai pondok pesantren. Target jangka panjang ke depan, para kiyai tidak perlu susah-susah lagi nyebar proposal untuk bangun pondok pesantren. Karena keuntungan dari jalannya bisnis ini sudah bisa menutupi,” paparnya.
Kembali dijelaskan KH. Junaedi Al-Baghdadi, sasaran market program ini tidak perlu dalam bentuk minimarket atau Kubah Mas. Melainkan bisa juga dalam bentuk bisnis peternakan, pertanian, perindustrian, perumahan atau lainnya, sesuai dengan potensi perekonomian di masing-masing desa.
“Para kiyai tidak perlu repot-repot terlibat langsung dalam mengelola bisnis ini. Tugas kiyai cukup duduk dan ngado’a saja sudah dapat keuntungan 20%. Kiyai cukup sosialisasikan program ini ke masyarakat lewat pengajian. Selebihnya nanti ada tim khusus yang kelola bisnis ini,” katanya.
Setelah pertemuan hari ini, KH. Junaeri Al-Baghdadi mengaku ingin bertemu kembali dengan para kiyai pimpinan pondok pesantren di Karawang lebih banyak lagi, agar sosialisasi pilot project program ekonomi mandiri pondok pesantren ini lebih maksimal dan masif lagi.
“Pertemuan selanjutnya saya ingin bertemu langsung dengan para kiyai lebih banyak lagi. Undang semua saja para kiyai pimpinan pondok pesantren di Karawang. Ketika program ini sudah jalan, nanti perempiannya langsung sama Presiden,” paparnya.
Di akhir pembicaraanya, KH. Junaedi Al-Baghdadi mengungkapkan perasaan bahagianya bisa berkumpul dengan paya kiyai NU. Bahkan ia mengaku merupakan ‘Orang NU’, meskipun tidak pernah masuk dalam struktur kepengurusan NU.
“Makanya saya seneng kumpul dengan NU. Mohon maaf, saya ini NU sejati. Meskipun saya tidak masuk struktural NU. Karena saya NU kultural. Maka ke depan kalau ada-apa dengan NU, saya akan ada di bagian garda terdepan. Karena apa, karena NU bagian dari Laailaaha’illallah,” tandasnya.
Di tempat yang sama, Mustasar PCNU Karawang, H. Ahmad Zamakhayari (Kang Jimmy) menegaskan kepercayaanya mengenai sosok KH. Junaedi Al-Baghdadi yang sangat dekat dengan Presiden Jokowi. Oleh karenanya, Kang Jimmy meminta kepada para kiyai NU Karawang untuk selalu menjaga silaturahmi dengan Al-Baghdadi.
“Saya titip agar terus bersama dalam dakwah Romo Kiyai Al-Baghdadi. Karena susah nyari orang seperti Abah ini. Kiyai pimpinan pondok pesantren emang banyak. Tapi jarang yang seperti Abah (dekat dengan presiden),” tandas Kang Jimmy, yang masih merupakan Panglima Santri Karawang. (cim/rls)