Pemesan Loss di Pasar Baru Dengklok Mulai Bingung Bertanya Jadi Apa Tidak?

KARAWANG – Sekertaris Komisi II DPRD Kabupaten Karawang, Dedi Rustendi, terkesan seperti merasa kebingungan dan sampai saat ini belum juga memberikan jawaban atas surat permohonan hearing yang berasal dari masyarakat Forum Dengklok Ngahiji prihal pelaksanaan pembangunan Pasar Proklamasi Rengasdengklok, Kabupaten Karawang.

Sesuai hasil komunikasi, Sekertaris Komisi II DPRD Karawang malahan bertanya balik terkait posisi Paguyuban Pedagang Kaki Lima dengan Forum Dengklok Ngahiji yang diketahuinya bermarkas dari wilayah yang sama dengan topik materi yang sama, yakni membahas pembangunan pasar Proklamasi Rengasdengklok oleh Pemkab Karawang melalui perusahaan rekanan dengan sistim kerjasama Build, Operation and Transfer (BOT).

“Itulah kesimpulan dari saya, yang saya tangkap setelah ada komunikasi dengan sekertaris Komisi II DPRD Karawang tentang rencana Hearing dan juga ultimatum pada perusahaan berdasarkan batas waktu pembangunan,” ungkap penggiat lingkungan hidup asal Rengasdengklok, Unang.

Sembari menginformasikan proses Amdal pembangunan Pasar Proklamasi Rengasdengklok sudah mulai proses menuju meja kerja petugas bagian tata kelola lingkungan di kantor DLHK Kabupaten Karawang.

Sebaliknya, jelas Unang, berdasarkan pantauan dari lokasi pembangunan Pasar Proklamasi Rengasdengklok terlihat satu unit alat berat telah diterjunkan meski belum optimal untuk digunakan dalam rencana pembangunan. Selain alat berat, rencana pembangunan baru memasuki penanaman pohon, penyediaan rumah pekerja bangunan (bedeng), penataan tanah merah dan penyediaan tempat air (toren) bekas limbah industri.

“Sudah ada satu unit becko (alat berat) dilokasi yang kadang difungsikan, terkadang alat berat pun hanya tampak sedang parkir dilokasi. Kalau tidak ada alat berat ada kemungkinan pelaksana pembangunan melanggar batas waktu yang sudah diultimatum oleh Pemkab Karawang,” jelasnya pada salah satu pedagang ayam potong asal Blok Kraton, Bos Metal, sebagai salah satu nama pemesan los dagang berukuran kecil yang mengaku telah mendaftar, membayar uang tanda jadi dan juga menabung ke petugas koperasi per hari sebesar Rp.40.000,- untuk bisa mendapatkan bangunan tempat berdagang di lokasi Pasar Proklamasi Rengasdengklok ketika nanti sudah dibangun.

Kendati, Bos Metal saat ini masih merasa kebingungan dengan rencana pembangunan pasar proklamasi Rengasdengklok belum juga nampak dikerjakan, sementara penjelasan dari petugas kooperasi sangat singkat sekali.

“Petugas koperasi yang mengambil uang simpanan dari kami, tiap hari ditanya hanya menjawab ‘pokoknya pasar mah jadi’ tidak ada penjelasannya. Padahal kami yakin Pasar Proklamasi Rengasdengklok akan membawa kemajuan, apalagi ditambah ada jembatan antar Karawang-Bekasi,” jelasnya. (sgt)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

x

Check Also

Bank bjb Tawarkan Peluang Investasi Melalui Surat Berharga Perpetual dengan Kupon yang Tinggi

JAKARTA – Dalam dunia investasi, terdapat berbagai peluang menarik untuk ...