Belajar Strategi Pengelolaan PKBM, FTPKN Sumsel Lakukan Study Banding Ke Assolahiyah

KARAWANG– Forum Tutor Pendidikan Kesetaraan Nasional (FTPKN) Provinsi Sumatera Selatan melakukan studi banding ke Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Assolahiyah di Dusun Cilempung, Pasirjaya, Kecamatan Cilamaya Kulon, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Jum’at (24/1/2020).

Dalam rombongan kegiatan studi banding tersebut diikuti 20 orang tutor. Dalam kesempatan itu pula para rombongan turut belajar strategi pengelolaan PKBM Assolahiyah yang dikenal memiliki segudang prestasi ditingkat nasional.

Heru Saleh selaku Direktur PKBM Adsolahiyah mengaku senang karena memilih PKBM Assolahiyah sebagai tempat untuk studi banding. Ia berharap kegiatan tersebut bermanfaat bagi Forum Tutor Pendidikan Kesetaraan Nasional (FTPKN) Provinsi Sumatera Selatan.

“Semoga ke depannya ada jalinan kerja sama yang baik demi menciptakan pendidikan yang lebih baik lagi,” ujar Heru.

Diakui Heru, diawal tahun 2020 ini, PKBM Assolahiah sudah mendapat dua kali kunjungan dari dua provinsi berbeda yaitu dari Provinsi Sumatera Selatan dan Provinsi Lampung. Bukan kali ini saja, PKBM Assolahiah rombongan studi banding sebelumnya berasal dari Papua.

“ini adalah kado yang indah di awal tahun 2020. Sudah ada dua provinsi dari sumatera yang datang kesini”, ungkap Heru.

Kesuksesan mengelola PKBM rupanya tidak membuat Heru Saleh sebagai pimpinan tidak pelit untuk berbagi ilmu dan pengalaman kepada sesama pengelola PKBM. Terbukti, Heru juga membagikan rahasianya mengelola PKBM kepada rombongan dari Sumatera Selatan kali ini dan sudah banyak pengurus PKBM lain sebelumnya.

PKBM Assolahiah menerapkan pola manajemen Patnership yang disebut ABG-C. Pola ABG-C artinya Accademic, Bussiness, Goverment dan Community.

Penjabarannya, PKBM Assolahiah mejalin kerjasama dengan instansi akademi, pelaku usaha, pemerintah dan dan komunitas. Yang sudah menjalin kerjasama dengan PKBM Assolahiah diantaranya Unsika, UGM dan IPB sebagai implementasi poin A, Pertamina implementasi dari poin B, Disdikpora implementasi dari poin G dan berbagai komunitas sebagai implementasi poin C.

Heru mengingatkan bahwa setiap daerah punya potensi yang tidak sama, “setiap daerah punya potensi yang berbeda jadi program kita juga harus menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat sekaligus bisa dirasakan kontribusinya oleh masyarakat”, paparnya didepan peserta studi banding.(one)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

x

Check Also

Upaya Dinas Kesehatan Menurunkan Angka Kebutaan Akibat Katarak

KARAWANG- Dinas Kesehatan memiliki target 400 mata dapat di operasi ...