Fakta Jabar Cerdas Mengupas Lugas Mengulas Selalu Menjadi Referensi
KARAWANG – Akibat faktor cuaca hujan yang turun terus menerus mengakibatkan petani cabai yang gagal panen dan cabai cepat membusuk. Bahkan stok cabai sejak pertengahan Januari terus menyusut. Alhasil pasokan ke pedagang menurun drastis.
Demikian diungkapkan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Karawang, HA Suroto kepada wartawan, Senin (20/1/2020).
“Saya harapkan meski terjadi kenaikan harga cabai situasi tetap kondusif dan masyarakat bisa lebih bijak dalam menyikapinya,” katanya.
Hasil sidak pihakanya ke pasar tradisional serta dialog dengan pedagang sayuran, kenaikan harga cabai merah dan cabai merah keriting sudah terjadi ditingkat distributor. Harga di pasar induk Cikopo, Purwakarta, naik sejak dua minggu lalu hingga pedagang di pasar tradisional juga ikut menaikan harga.
“Pasokan yang terbatas dari petani menjadi penyebab kenaikan harga. Pasokannya kurang dari biasanya, karena petani mengalami gagal panen. Karena stok kurang sedangkan permintaan tinggi harga jadi merangkak naik,” jelasnya.
Dikatakan, warga cabai merah di sejumlah pasar di Karawang memang serentak mengalami kenaikan cukup tajam. Harga cabai rawit merah mencapai Rp75 ribu perkilogram dari harga Rp40 ribu perkilogramnya.
“Harga cabai rawit biasa mencapai Rp65 ribu perkilogramnya dari harga Rp40 ribu perkilogramnya. Sedangkan harga cabai merah keriting Rp55 ribu dari Rp30 ribu perkilogramnya. Harganya naik dua kali lipat dari harga normal,” kata Suroto lagi.
Kenaikan harga cabai merah ini, Suroto memprediksikan berlangsung selama musim hujan. Namun yang di khawatirkan kenaikan harga cabai ini akan berlangsung lebih lama dari perkiraan.
“Karena musim penghujan masih akan berlangsung hingga Maret dan disusul dengan datangnya bulan puasa. Ini yang kita akan antisipasi agar kenaikan ini tidak berlangsung lama, karena akan memasuki bulan puasa. Kalau sampai harga tidak terkendali ini kan meresahkan masyarakat,” tandasnya.(cim)
