KARAWANG – Memasuki bulan Desember, sebagian wilayah Indonesia sudah memasuki musim penghujan. Peralihan dari musim kemarau ke musim hujan ini patut diwaspadai karena rentan menimbulkan penyakit, salah satunya penyakit demam berdarah (DBD) yang penyebarannya dipicu oleh nyamuk Aedes Aegypti.
Di Desa Dawuan Barat, Kecamatan Cikampek, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, DBD menjadi penyakit yang menjadi perhatian masyarakat. Desa dengan populasi penduduk mencapai 4.000 orang tersebut pada tahun 2015 dan 2016 mendapati 100 kasus DBD. Bahkan, menurut data tahun 2016 dari Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang, kasus DBD mencapai 1.059 kasus, dan menunjuk Desa Dawuan Barat sebagai salah satu desa endemis DBD.
Untuk itu, PT Pertamina (Persero) Fuel Terminal Cikampek berkolaborasi dengan Kelompok Pos Pelayanan Desa (Posyantek) mendukung terciptanya inovasi mesin fogging elektrik. Yakni mesin fogging berbahan bakar baterai kering yang dapat diisi kembali (recharge).
“Berbeda dengan mesin fogging pada umumnya menggunakan solar, yang menimbulkan polusi asap. Sedangkan, alat fogging elektrik inovasi dari masyarakat Dawuan ini lebih ramah lingkungan dan hemat karena memakai baterai yang bisa diisi ulang,” kata Unit Manager Communication, Relation, & CSR Pertamina MOR III Dewi Sri Utami.
Dewi menjelaskan, mesin fogging berdaya baterai ini memiliki daya tahan hingga 2 jam. Keunggulan lainnya, alat fogging memiliki desain lebih ringan dari mesin fogging biasa, yaitu kurang dari 5 Kg, dan dapat di kontrol menggunakan remot dari jarak jauh. Mesin fogging ini juga tidak hanya dibuat untuk menampung cairan pembasmi nyamuk DBD, tetapi juga dapat menampung cairan pembasmi hama dan serangga lainnya.
Selain dioperasikan dengan energi ramah lingkungan, mesin fogging dibuat dari barang bekas untuk komponen kabel listrik, selang plastik, dan lainnya. Sehingga proses pembuatan satu unit mesin fogging relatif lebih murah dari mesin fogging pada umumnya.
Dia menambahkan, mesin fogging elektrik dapat digunakan masyarakat Desa Dawuan Barat untuk kegiatan fogging secara rutin dan mandiri di 5 dusun lainnya yaitu Babakan Bogor, Babakan Sereh, Tegalwangi, Payuyon, dan Kamija.
“Kami harap nantinya inovasi mesin fogging elektrik yang ramah lingkungan ini dapat direplikasi oleh desa-desa lainnya di wilayah Cikampek,” ujar Dewi.
Selain inovasi mesin fogging, Pertamina Fuel Terminal Cikampek juga melakukan berbagai program di bidang lingkungan serta kesehatan ibu dan anak. Diantaranya melalui program penanaman tanaman lidah mertua yang dapat menyerap polusi.
Pertamina juga aktif bekerjasama dengan Puskesmas Cikampek dalam mencanangkan program pemberantasan stunting melalui pemenuhan gizi ibu hamil melalui pelatihan persiapan kelahiran dan pemenuhan gizi ibu dan anak pasca melahirkan. (rls)