GARUT– Satu dari empat pelajar di Desa Cikedokan, Kecamatan Bayongbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat meninggal dunia akibat disengat tawon, Rabu (20/11/2019) lalu.
Korban meninggal adalah Armi Fauzi (11) pelajar kelas VI SD Samarang. Tiga korban luka-luka lainnya yaitu Muhammad Rizki (11) pelajar kelas VI SD Mekarsari, dan Elzar (9) pelajar kelas IV SD Samarang. Nyawa Armi tak tertolong meskipun sempat mendapatkan perawatan medis.
Saat dikonfirmasi terkait serangan tawon itu, Pusdalops PB BPBD Kabupaten Garut Fikry Mizannur Yusuf mengatakan serangan tawon kepada sejumlah pelajar tersebut berasal dari tawon jenis Vespa affinis (tawon ndas).
“Info dari Kasi Tantrib Kecamatan Bayongbong Sarang Tawon tersebut jenis Vespa (affinis),” katanya saat dihubungi media.
Dari foto tawon yang menyerang Wawan, yang didapatkan Kompas.com dari petugas damkar Kabupaten Garut yang turut melakukan evakuasi bisa dipastikan bahwa tawon tersebut merupakan tawon jenis Vespa affinis. Hal itu terkonfirmasi dari penjelasan Peneliti Entomologi, Pusat Penelitian Biologi LIPI Hari Nugraha
“Itu Vespa affinis. (Foto) yang itu confirm, Vespa affinis,” ujar Hari usai melihat foto tawon tersebut, Jumat (22/11/2019).
Apa itu Tawon Vespa affinis?
Tawon Vespa affinis memang mempunyai sengatan yang dapat mematikan korban. Tawon ini mempunyai ukuran tubuh sepanjang kurang lebih tiga sentimeter. Warna tawon didominasi hitam dengan gelang warna kuning atau oranye di bagian perutnya. Jika hanya satu atau dua ekor tawon yang menyengat, sengatan tak akan terlalu berbahaya. Tawon Vespa affinis ini menjadi berbahaya ketika menyerang secara berkelompok.
Jika lekas ditangani dengan tepat, korban sengatan tak sampai meninggal, tapi mengalami alergi dengan gejala bengkak. Bengkak dapat ditangani dengan cara kompres menggunakan es atau obat-obatan antihistamin dan corticosteroid. Akan tetapi, jika tak ditangani selama 1×24 jam atau yang menyerang dalam jumlah banyak, hiper alergi berlanjut menjadi anafilaksis atau reaksi alergi berat yang dapat menimbulkan risiko sistemik atau merusak organ tubuh.
Tawon Vespa affinis mempunyai racun sengat sehingga orang yang menerima sengatan cukup banyak dapat mengalami kematian. Jika sengatan cukup banyak dan orang tersebut sensitif atau alergi terhadap racun (venom) sengat, maka tak akan lama bertahan hidup, di mana sengatan dapat merusak organ tubuh seperti edema paru akut dan gagal ginjal dalam hitungan hari. Edema paru akut merupakan kondisi adanya penumpukan cairan di paru-paru yang menyebabkan kesulitan bernapas. Sementara, gagal ginjal akut mengakibatkan fungsi ginjal menurun secara drastis.
Saat sengatan pertama, tawon akan mengeluarkan feromon atau senyawa yang dapat memicu tawon lain ikut menyerang. Serangan pertama ini dapat berubah menjadi serangan koloni yang mematikan. Tawon akan menyerang jika merasa terganggu dan terancam. Tawon Vespa affinis mempunyai kemampuan memanggil kawanannya untuk melakukan serangan balik.
Kronologi
Secara terpisah, Kepala Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo menjelaskan, peristiwa serangan tawon kepada sejumlah pelajar di Kabupaten Garut tersebut terjadi Rabu (20/11/2019) sekitar pukul 16.00 WIB.
Setelah selesai melaksanakan pelatihan di Madrasyah Al Barkah, keempat pelajar tersebut melihat sarang tawon di salah satu rumah warga. Lantas, korban dan tiga temannya menusuk-nusuk sarang tawon tersebut dengan menggunakan kayu. Tawon keluar dari sarang dan menyerang keempat pelajar. Korban kemudian dibawa ke puskesmas dan klinik kesehatan oleh orangtua masing-masing.
Pengakuan Rizki, ia bersama ketiga temannya sengaja membongkar sarang tawon yang kerap menganggu warga. Rizki menyampaikan, sebelum melakukan pembongkaran sarang tawon, mereka menyiapkan kayu panjang untuk membongkar sarang dan pelindung wajah dari kardus. Tapi, sengatan tawon tak terhindarkan hingga menembus kardus, di mana kemudian kardus dibuka dan tawon menyerang bagian kepala korban.(*)