KARAWANG – Keluhan masyarakat di pelosok karawang rupanya masih belum didengar oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Karawang, pasalnya sampai saat ini masih saja ada masyarakat yang belum merasakan nikmatnya melintasi jalanan selayaknya di perkotaan. Kondisi yang terkotak-kotakan seperti itu tentu tidak hanya berdampak pada perkembangan ekonomi menjadi tidak merata, tetapi juga kecemburuan sosial sehingga menghilangkan rasa simpati masyarakat terhadap kepala daerahnya.
Ketua Fraksi Golkar DPRD Kabupaten Karawang, H. Asep Syaripudin, ST. MM. mengatakan, seharusnya dalam memprioritaskan pembangunan, Tim Angaran Pemerintah Daerah (TAPD) yang diketuai oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Karawang, H. Acep Jamhuri, itu lebih mengedepankan hati nuraninya sebelum berbuat baik. Sehingga tidak akan mendahulukan membangun air mancur di depan Novotel ketimbang membangun jalan yang masih amburadul.
“Sekda sebagai Ketua Tim TAPD harusnya lebih memprioritaskan pembangungan jalan Kecamatan Cilebar yang menjadi Kewenangan Kabupaten daripada membangun air mancur depan Novotel. Apa memang Sekda tidak paham Amamah RPJMD, tidak mungkin kalau Sekda tak tahu perencanaan di Dinas PUPR,” ujar politisi muda partai golkar yang akrab disapa Ibe itu, kepada Fakta Jabar, Rabu (6/11).
Ibe menambahkan, terlebih tagline Karawang Yang Mandiri Maju Adil dan Makmur itu selalu digaungkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Karawang. Tapi bagaimana masyarakatnya mau mandiri dan makmur jika kebijakannya saja tidak adil dan merata, terlebih jika hati nuraninya tidak “nyaah” kepada masyarakat. “Kondisi seperti itu bisa saja menjadi tekanan bagi masyarakat dipelosok, merasa dibedakan lantaran tak adanya fasilitas jalan yang layak, sehingga menghambat kehidupan mereka khsusunya perekonomian dan kesejahteraan menjadi tak terwujud,” jelasnya.
Masih Ibe menambahkan, kemudian program pengembangan pemasaran pariwisata, Anggaran Promosi dalam point 1 sebesar Rp.800.000.000,- dan pada point 2 sebesar Rp.2.750.000.000,-. Menjadi hal yang dianggap Isrof (Berlebihan) dan Tabdzir (Penghamburan) oleh sebab dengan anggaran seabreg itu tidak sesuai dengan Destinasi Wisata di Kabupaten Karawang yang tidak nyaman untuk dikunjungi. Sepertinya Ketua TAPD tidak mungkin tidak paham hal itu. Maka, agar tidak dicemooh wisatawan tentu harus dibenahi dulu destinasi wisata yang ada, seperti pembangunan jalan yang memadai untuk menuju tempat wisata. “Hambur-hambur anggaran, dikritisi terus tapi tetap dimunculkan tanpa ada perubahan untuk reposisi anggaran,” pungkasnya. (lil)