FAKTAJABAR.CO.ID – Balita berusia 2 tahun di Kampung Ciawitali, RT 3 RW 15, Desa Jayaraga, Kecamatan Tarogong Kidul, Garut meninggal dunia diduga usai diimunisasi measles and rubela (MR). Balita berinisial AZ itu meninggal dunia pada Minggu (20/10) setelah beberapa hari sebelumnya sempat diimunisasi di Puskesmas Haurpanggung, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut.
Ibunda AZ, Sugiatmi (37) mengaku tidak menyalahkan imunisasi sebagai penyebab kematian anaknya. Namun ia menduga bahwa meninggalnya korban berkaitan dengan imunisasi MR yang dilakukan pada Selasa (15/10).
“Saya hanya ingin tahu penyebab meninggalnya anak saya. Saat anak saya meninggal tidak kepikiran juga akibat dari imunisasi karena setelah diimunisasi anak saya sehat,” ujarnya, Senin (21/10).
Tiga hari usai anaknya diimunisasi, kata Sugiatmi, anaknya pun masih terlihat sehat. Baru kemudian pada Jumat (18/10) anaknya mulai lemas.
Ia menyebut bahwa pada Jumat dan Sabtu, anaknya terlihat terus mengantuk, padahal biasanya ceria apalagi saat diajak pergi.
“Sabtu siang anak saya demam dan sempat diberi obat. Malamnya panasnya tidak turun juga dan saat Minggu dini hari anak saya kejang-kejang dan langsung dibawa ke klinik,” ceritanya.
Di klinik, anaknya kemudian ditangani dan diberi oksigen juga diinfus. Dalam proses perawatan, AZ sempat panas namun suhu badannya turun. Pada Minggu (20/10), anaknya kemudian dinyatakan meninggal dunia sebelum dicek laboratorium untuk mengetahui penyakitnya.
“Sejak bayu anak saya selalu diimunisasi di Puskemas Haurpanggung dan tidak pernah ada keluhan apa-apa juga. Namun saat meninggal ada bekas memar di leher dan kaki, namun tidak jelas juga. Makanya saya tidak kepikiran penyebab meninggalnya gara-gara imunisasi. Sekarang saya cuma ingin tahu penyebabnya apa,” ungkapnya.
Sementara itu Kasi Surveilans dan Imunisasi pada Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Asep Surahman menyebut bahwa pihaknya belum bisa menyimpulkan penyebab meninggalnya AZ terkait imunisasi atau tidak. Saat ini pihaknya tengah mengumpulkan data sejak AZ diimunisasi hingga dinyatakan meninggal dunia.
“Nanti akan ada pokja komisi penanggulangan pascaimunisasi untuk melakukan investigasi,” katanya.
Andi Hermansyah, dokter yang menangani AZ saat dibawa orang tuanya ke klinik mengatakan bahwa saat datang, pihaknya langsung melakukan penanganan. Namun meski demikian, ia mengaku belum mengetahui penyebab meninggalnya AZ.
“Saat datang sudah dehidrasi. Kondisi terakhirnya sudah membiru dan kurang cairan. Kata ibunya juga sebelum dirawat minta minum terus. Dalam penanganan kita memberi infus kepada pasien. Namun kita belum mengetahui penyakitnya karena tidak sempat uji laboratorium,” ungkapnya.(*)