KARAWANG – Setiap manusia memiliki suatu cita-cita atau impian. Untuk mewujudkan impian tersebut suatu proses panjang agar mimpinya terwujud. Tak jauh beda dengan Sanusi alias Beben. Tukang kopi yang biasa berjualan di kompleks islamic center Al-Jihad Karawang, kini mencalonkan sebagai kepala desa atau kuwu di Desa Kamarang Lebak, Kecamatan Greged Kabupaten Cirebon.
Pria kelahiran Cirebon 1972 ini bertekad mewujudkan mimpinya itu sejak dulu. Entah apa yang menguatkan tekad Beben hingga ditahun 2019 ini tarung dalam kancah politik tingkat desa.
Padahal, Beben bukan turunan dari kalangan darah biru. Meski begitu tidak mengurangi semangat juang ia dalam pertarungan menjadi peminpin di Desa Kamarang Lebak.
Beben menceritakan, ditakdirkan dari seorang bapa petani dan ibu pedagang. Ia bagai anak tunggal dalan keluarga itu. Beben pernah sekolah di SDN Weninggalih merangkap MI Al- Hidayah di Desa Kamarang Lebak.
Usai lulus sekolah dasar, Beben melanjutkan ke jenjang berikutnya di MTS Al -Hidayah Sindang Kasih Kecamatan Beber Cirebon Tahun 1989. Setelah itu melanjutkan karir pendidikan ke SMEAN Karawang lulus sekitar tahun 1991.
“Saya rantau ke Karawang. Sekolah di Karawang ikut sanak saudara sembari membantu berjualan saudara dimalam hari. Juga suka ikut teman di Jalan Tuparev,” kata Beben, penuh haru.
Beben melanjutkan cerita dalam dunia pendidikannya. Usai lulus SMEA ia mengikuti beberapa kursus dan memutuskan kerja di PT sekitar Karawang dan Cikarang.
Tahun 1994 setelah memiliki pekerjaan, Beben bertenu dengan si buah hatinya mojang Karawang. Ia memutuskan untuk menikah ditahun itu. Satu tahun setelah pernikahan, Beben hidup mandiri bersama sang istri disalah satu rumah kost yang ada di Klari karena saat itu bekerja di salah satu pabrik.
“Pada tahun 1996 saya memutuskan mundur dari pekerjaan dan pulang kampung ke Cirebon,” katanya.
Di kampung halaman Beben berusaha menafkahi keluarga dengan menjadi sales salah satu produk. Akan tetapi tidak bertahan lama, sehingga Beben beralih membuka warung kecil-kecilan di kediamannya bersama sang istri. Ternyata hasilnya cukup untuk kebutuhan sehari-hari.
Selain membuka warung, Beben menjadi distributor ATK hingga berkembang pesat di Cirebon. Hal itu dikarenakan pengalaman ia menjadi sales menjadi suatu bekal baginya dalam pengembangan usaha.
“Bahkan merambah ke Karawang. Saya buka cabang dimana-mana. Menyuplay barang-barang kemana-kemana. Membuat cabang toko buku Gunung Jati di pasar baru Karawang. Menyuplay hampir 50 % foto copy di Karawang, dan menyuplay hampir ke 200 toko di Karawang. Bank BNI dan beberapa perusahaan,” katanya.
Juga masuk operasi sekolah dengan puluhan sales
ATK dengan brand Beben stationary maju pesat di tahun 2003.
“Istri juga mengembangkan bisnis caffetaria di beberaa mall Cirebon. Namun sekitar tahun 2006 usaha bangkrut total. Dengan tanpa modal ahirnya kembali ke Karawang mulai dari kuli nyisir jual asongan hingga ahirnya berjualan kopi di kompleks Al- Jihad Karawang,” kata Beben.
Dengan berjalannya waktu, akhirnya ingin mengabdi ke kampung halaman dan ingin menggali potensi wilayah dengan mimpi menjadikan desa wisata dan petani produktif. Dan sebelumnya juga pernah menjadi ketua karang taruna dan anggota BPD di Desa Kamarang Lebak priode pertama dengan pemilihan suara kedua.
“Dengan niat ingin berbakti dan berbagi ilmu yang selama lebih 30 tahun diperoleh di luar rumah saya kembali untuk kampung halaman. Visi saya bersatu untuk maju bekerja untuk kesejahteraan masyarakat,” pungkasnya.
Selama membuka warung kopi di Kompleks Islamic Center Al- Jihad Karawang, Beben sering melakukan diskusi dengan Organisasi Kepemudaan, Mahasiswa, Ormas Islam, LSM, Partai Politik serta organisasi lainnya, sehingga bagi Beben bukan hal asing lagi masuk dunia pemerintahan tingkat desa. Pihaknya memiliki suatu bekal ilmu dalam organisasi yang cukup mempuni. (cim)