PURWAKARTA – Ribuan umat Islam Purwakarta ikuti pawai obor, menyambut datangnya tahun baru Islam 1 Muharam 1441 H, Sabtu (31/8) malam. Beberapa tahun belakangan tahun baru Islam memang selalu diperingati oleh masyarakat dengan berbagai kegiatan bernuansa islami. Tidak seperti dahulu, masyarakat lebih mengenal tahun baru Masehi.
Sekitar 30 orang pegawai Setwan Purwakarta turut ambil bagian dalam kegiatan tersebut, dipimpin langsung oleh Sekretaris DPRD Purwakarta Drs. H Suhandi, M.Si. Turut dalam rombongan antara lain para Kabag, Kasubag, Pelaksana dan staf Setwan.
Para peserta pawai obor terdiri dari perwakilan para OPD Kabupaten Purwakarta, kecamatan dan desa, para ulama, beberapa pondok pesantren, masyarakat umum dan puluhan pelajar setingkat SMP dan SMA atau sederajat.
Ikut mengamankan dan memperlancar jalannya pawai sejumlah aparat Polres, Kodim 0619, Dinas Perhubungan, Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana, serta Satpol PP.
Selepas Azar para peserta pawai sudah memenuhi halaman Kampus UPI Purwakarta, walau dimulainya perjalanan pawai selepas Isya. Maklum, sebelum acara utama diawali terlebih dulu dzikir bersama dan mendengarkan tauziah dari Ustadz Ridwan dan sejumlah ulama terkenal di Mesjid Al Furqon, Kampus UPI. Selain itu, juga shalat Maghrib dan Isya berjamaah.
Nuansa islami begitu kental, seakan umat berlomba ingin meningkatkan keimanan dan ketakwaan pada Allah SWT. Sungguh merupakan pemandangan yang amat mengharukan sekaligus menyejukkan.
Ikut dalam kegiatan itu antara lain Bupati yang diwakili Plh Sekda, Kapolres, Dandim 0619, Kamenag, anggota DPRD Neng Supartini, S.ag, Sekretaris DPRD Drs. H. Suhandi, M.Si, Ketua MUI H. Jon Dien, sejumlah ulama terkenal, dan ratusan jamaah di dalam maupun di luar mesjid. Semua nampak begitu khusuk mendengarkan tauziah para penceramah, yang intinya mengajak umat untuk meningkatkan persatuan, keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.
Ditemui seusai kegiatan itu anggota DPRD dari PKB Hj. Neng Supartini, S.ag menyatakan apresiasinya, bahwa masyarakat kini mulai sadar tentang tahun baru Islam.
“Nabi Muhammad hijrah ke Madinah adalah awal dari kebangkitan muslim untuk Madinah. Sementara, dunia mengawali peradaban dengan tema Rahmatanlilalamin,“ jelasnya.
Ia menambahkan, obor adalah simbol dari kegelapan menuju cahaya Illahi, dari yang buruk-buruk menuju kebaikan.
“Intinya, hijrah itu hakekatnya kita wajib meninggalkan larangan-Nya guna meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Nah, bersatunya dan meningkatnya keimanan serta ketaqwaan umat, semoga membawa berkah untuk Purwakarta istimewa,” ujarnya.
Sementara itu, rute pawai obor sebenarnya start di depan GS Pasar Jumat hingga lapangan Sahate. Karenanya, seusai acara di Masjid Al Furqon, para peserta pun menuju lokasi start. Mereka nampak bersemangat dengan membawa obor di tangan masing-masing.
Iring-iringan peserta berhenti beberapa saat di depan GS, mendengarkan sambutan Bupati Anne Ratna Mustika dan ceramah dari ulama.
Selanjutnya iring-iringan bergerak kembali, mengikuti rombongan Muspida dan para ulama menuju finish di lapangan Sahate.
Lantunan shalawat dan lagu-lagu islami terus berkumandang. Langkah-langkah para peserta mendapat tatapan syukur dan gembira dari ratusan masyarakat penonton, yang berjajar di kanan kiri sepanjang jalan Pasar Jumat. Bahkan peserta dan penonton seakan berlomba berselfi, memfoto atau mevideokan perjalanan pawai obor tersebut.
Sesampai di garis finish, di lapangan Sahate, peserta pawai obor disambut gemerlapnya pancaran kembang api. Seperti dikomando peserta serempak memekik penuh rasa syukur …Allahu Akbar….Allahu Akbar…Allahu Akbar. (red)