FAKTAJABAR.CO.ID – Seperti umat lainnya, umat Nabi Saleh, yaitu kaum Tsamud, juga dihancurkan karena mereka tidak mau beriman kepada Allah SWT dan tidak mengakui Saleh sebagai seorang Nabi. Mereka dihancurkan oleh Allah SWT dengan petir yang menggelegar sehingga meruntuhkan bangunan tempat tinggal mereka.
Sejarah panjang dari tempat tersebut dan banyaknya budaya yang menduduki situs tersebut telah menyebabkan beberapa nama yang masih digunakan untuk merujuk ke daerah tersebut. Tempat itu saat ini dikenal sebagai Mada’in Saleh, bahasa Arab untuk “Kota Saleh,” yang dicetuskan oleh wisatawan Andalusia pada tahun 1336. Nama “Al-Hijr,” dalam Bahasa Arab yang berarti tempat berbatu,” selain itu nama tersebut digunakan untuk menunjuk kepada topografi tempat tersebut. Kedua nama ini telah disebutkan dalam Al Qur’an ketika mengacu pada permukiman ditemukan di tempat itu. Penduduk kuno daerah tersebut, Thamudis dan Nabatean, tempat disebut sebagai “Hegra”.
Kaum Tsamud dikenal sebagai arsitektur dan entrepreneur yang hebat pada masanya. Mereka memahat gunung dan menjadikannya sebagai tempat tinggal. Dalam Al Qur’an banyak sekali dijelaskan tentang kehancuran kaum terdahulu yang tidak mau beriman kepada Allah SWT. Seperti umat lainnya, umat Nabi Saleh AS yaitu kaum Tsamud, juga dihancurkan karena mereka tidak mau beriman kepada Allah dan tidak mengakui Saleh sebagai seorang Nabi. Mereka dihancurkan oleh Allah dengan adzab yang sangat mengerikan, yakni berupa petir yang menggelegar sehingga meruntuhkan bangunan tempat tinggal mereka.
Dalam Alquran banyak sekali dijelaskan tentang kehancuran bangsa-bangsa (kaum) yang tidak mau beriman kepada Allah SWT. Di antaranya, bangsa ‘Ad (umat Nabi Hud), kaum Tsamud (umat Nabi Saleh), bangsa Madyan (umat Nabi Syu’aib), kaum Nabi Ibrahim, serta kaum Nabi Nuh. Sebelum mereka dihancurkan dengan suara petir yang menggelegar, bangsa Tsamud ini diperintahkan untuk menyembah Allah dan mengikuti ajakan Nabi Saleh. Namun, mereka enggan melakukannya. Bahkan, ajakan itu justru dianggap menghina kaum Tsamud. Lalu, ketika diuji dengan diberikan seekor unta betina, mereka pun membunuhnya. Kemudian, Nabi Saleh memperingatkan umatnya.
Menurut Alquran, kaum yang pertama kali dihancurkan adalah kaum Nuh. Selanjutnya, kaum Nabi Luth yang melakukan hubungan sejenis (homoseksual). Kemudian berturut-turut, kaum Nabi Musa (penenggelaman Firaun), kaum Nabi Syu’aib (Madyan), kaum Nabi Hud (‘Ad) dan kaum Nabi Saleh (Tsamud).
Menurut Harun Yahya dalam situsnya, umat Nabi Nuh dihancurkan pada 3000-2500 SM, kaum Ibrahim dan Luth awal tahun 2000 SM, umat Musa tahun 1300 SM, umat Hud (‘Ad) 1300 SM, dan umat Nabi Saleh (Tsamud) sekitar tahun 800 SM.
Kaum Tsamud Adalah Entrepreneur Ulung Kaum Tsamud dikenal sebagai entrepreneur ulung di masanya. Berbagai karya seni pahat, ukiran dan pertukangan adalah contoh kemahiran dan keahlian mereka. Dalam AlQuran, keahlian mereka diabadikan dalam surah Al-A’raaf: 74. Karena keahlian dan kepandaiannya itu, hasil ukiran yang dibuat kaum Tsamud dijadikan sebagai barang dagangan dengan komoditas lainnnya. Sebagian lagi dibuat hiasan di rumah-rumah mereka. Produk utama kaum Tsamud adalah barang pecah-belah (tembikar) yang unik, dan memiliki nilai seni yang berkualitas tinggi, sedangkan produk lainnya berupa kemenyan dan rempah-rempah. Dari hasil perdagangan tersebut memberikan kekayaan, sehingga memungkinkan mereka membangun istana, rumah yang dipahat dan makam pada batu karang.
Pada sekitar 200 SM, kaum Nabatea menggantikan kaum Tsamud menguasai kota Dedan (Al-Ula) sampai Al-Hijr (Madain Saleh). Situs arkeologi penting ditemukan di kota Al-‘Ula yang telah dihuni hingga tahun 1970. Ini merupakan sebuah percontohan kota Islam yang dikenali kembali pada abad ke-11 Masehi.
Bukti Arkeologis dan Zaman Kini Berdasarkan hasil studi arkeologi dan sejarah terkini mengenai kehidupan dan peninggalan bangsa Tsamud ini, para peneliti arkeologi berhasil menemukan dan mengungkap keberadaan kaum Tsamud, diantara Yaman Selatan dan 440 km Utara Madinah, yang disebut dengan nama Madain Saleh. AlQuran menyebutkan, kaum Tsamud membuat rumah atau bangunan sesuai dengan gaya hidup mereka. Kaum Tsamud dan peninggalannya, seperti disebutkan dalam AlQuran, merupakan fakta sejarah yang dibenarkan oleh banyak temuan arkeologis saat ini.
Sumber-sumber sejarah mengungkapkan, sekelompok orang yang disebut dengan Tsamud benar-benar pernah ada. Masyarakat Al-Hijr (batu) sebagaimana disebutkan dalam Al Qur’an adalah sama dengan kaum Tsamud. Nama lain dari Tsamud adalah Ashab al-Hijr. Bangsa Yunani juga menghubungkan kaum ini sebagai Tamudaei, yakni Tsamud sebagaimana ditulis Aristoteles, Ptolemeus dan Pliny. Kaum Tsamud ini diperkirakan hidup pada abad ke-8 sebelum masehi, sekitar tahun 800 SM.
Lokasi Bekas Peninggalan Kaum Tsamud Kota bekas peninggalan umat Nabi Saleh AS, yaitu kaum Tsamud di Al-Hijr (Madain Saleh) kini menjadi salah satu kota warisan dunia. Badan PBB untuk pendidikan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan (UNESCO), pada awal juli 2008 lalu telah mengesahkan kota tua Madain Saleh yang terletak di utara Madinah itu sebagai salah satu warisan dunia (World Heritage Site). Kaum Tsamud dan Nabatea yang menetap di Madain Saleh adalah situs bersejarah yang memiliki 132 kamar dan kuburan. Selain itu, para arkeolog juga menemukan batu bata rumah warga yang dianggap sebagai sisa peninggalan umat Nabi Saleh di Nabatea yang terpelihara baik setelah Petra dan berlokasi sekitar 440 km arah utara Madinah yang berbatasan dengan Yordania. Kota Madain Saleh menjadi situs warisan dunia yang pertama di peroleh Arab Saudi.
Menurut Brian Doe, seorang peneliti arkeologi tentang keberadaan kaum Nabi Hud dan kaum Tsamud di Arabia selatan, kaum Tsamud ini dikenali melalui tulisan dan pahatan-pahatan yang mereka buat di dinding-dinding batu. Tulisan yang secara grafis itu sangat mirip dengan huruf-huruf Smaitic (yang disebut Thamudic) dan banyak ditemukan di Arabia selatan sampai ke Hijaz.(*)
sumber: ceriatravel