Dibalik Pantai Tangkolak Cilamaya Ada Sejarah Peninggalan VOC, Begini Ceritanya!

KARAWANG – Perairan tangkolak dikenal sebagai kuburan bagi kapal-kapal Kongsi Dagang atau perusahaan Hindia Timur Belanda (Vereenigde Oostindische Compagnie atau VOC) yang tenggelam ratusan tahun lalu.

Kapal-kapal itu membawa sejumlah koin yang diduga digunakan untuk membayar buruh tanam paksa di wilayah Karawang, Subang, dan wilayah priangan (Bandung, Sumedang, Tasikmalaya).

Selain koin berciri Eropa, pada wilayah Karang Bui ditemukan lima buah meriam, satu jangkar abad ke-18. Kemudian juga di wilayah Karang Kapal ditemukan sisa bagian kapal dan keramik bercirikan Eropa.

Pemerintah menjadikan tempat karam kapal tersebut menjadi museum bawah laut Benda Muatan Kapal Tenggelam (BMKT) dan menjadi bagian dari pengembangan wisata bahari terpadu. Untuk menuju lokasi tersebut memerlukan waktu sekitar 30 menit dari Pantai Tangkolak.

Tak hanya kapal dagang yang karam, perairan di utara Kabupaten Karawang juga mempunyai sekitar enam titik snorkling dan dyving dengan pemandangan bawah laut dan terumbu karang yang menarik. Enam titik itu di antaranya Karang Sedulang Besar, Karang Sedulang Kecil, Pulau Pasir, Karang Kapal, dan Karang Bui.

Kampung Tangkolak, Desa Sukakerta, Kecamatan Cilamaya Wetan, Kabupaten Karawang juga turut berbenah. Pemerintah desa bersama Pemkab Karawang, dan komunitas terus berinovasi. Seiring mengantisipasi abrasi melalui penanaman mangrove terus dilakukan, obyek wisata mangrove terus digalakkan. Baru-baru ini pemerintah dengan menggandeng puluhan perusahaan kembali menanam mangrove.

“Kami dibantu lembaga formil dan nonformil, dan komunitas pegiat pariwisata yang dalam mengembangkan kampung ini sebagai wisata bahari,” ujar Kepala Desa Sukakerta, Buchori.

Menikmati senja di antara obyek wisata mangrove sembari melihat para nelayan pulang melaut tentu menjadi pemandangan tersendiri.

Tak hanya itu, tepat di sisi pantai dan berdampingan dengan para nelayan berlalu lalang, terdapat Pusat Informasi Bahari Tangkolak. Pusat informasi tersebut menjadi tempat berbagi informasi bahari dan menyimpan BMKT yang ditemukan di perairan utara Karawang.

Baca juga: Kembangkan Wisata Bahari Terpadu, Kuburan Kapal di Laut Karawang Akan Dijadikan Museum Bawah Laut

“Kami terus berbenah menjadi obyek wisata terintegrasi, mulai dari wisata mangrove, museum bawah laut BMKT, Pusat Informasi Bahari Tangkolak, hingga arena memancing,” kata Buchori.

Promosi terus dilakukan untuk menarik para wisatawan datang. Tentu saja, para wisatawan diharapakan turut menjaga kelestarian alam dengan tidak membuang sampah sembarangan dan merusak terumbu karang. (cim)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

x

Check Also

Bank bjb Tawarkan Peluang Investasi Melalui Surat Berharga Perpetual dengan Kupon yang Tinggi

JAKARTA – Dalam dunia investasi, terdapat berbagai peluang menarik untuk ...