KARAWANG– Sejumlah pelajar SMK Karya Utama Karawang dibantu sejumlah pembimbing membuat robot polisi dari onderdil bekas.
Kendati hampir selesai, robot seberat 1 ton ini belum diberi nama. Namun menurut Sudarto ada pesan khusus yang ingin disampaikan melalui robot tersebut.
“Ini hadiah dari kami untuk para Polisi di Karawang. Kami ingin polisi melayani masyarakat dengan tulus,” kata Sudarto Kepala Sekolah SMK Karya Utama kepada Fakta Jabar, Senin (24/6).
Sudarto mengungkapkan, sengaja membuat robot polisi yang sedang menggendong anak kecil. Inspirasinya, kata Sudarto datang dari aksi Bripka Safeul Senja Putra, anggota Bhabinkamtibmas yang menggendong sejumlah anak kecil untuk membantu mereka menyeberang sungai.
Aksi Safrul lalu ramai dibicarakan karena membantu warga Desa Kolisia, Kecamatan Magepanda, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur.
“Kami akan buat ornamen – ornamen air di kaki patung robot ini,” kata Sudarto.
Robot setinggi 175 Cm dan lebar 80 cm ini tersusun dari per mobil, rantai motor, baut, gear, plat besi, busi, hingga fork motor. Bahan – bahan itu kemudian dirangkai dan disesuaikan.
“Awalnya kami bingung banyak rongsokan sisa praktek. Kalau dijual nggak seberapa, lalu ada ide ingin mempersembahkan hadiah di ulang tahun bhayangkara ke 73,” kata Sudarto.
Kapolres Karawang, AKBP Nuredy Irwansyah Putra berharap patung ini dapat memberi dampak positif kepada para polisi di Karawang. Ia berharap polisi lebih giat mengabdi kepada masyarakat.
“Kita harap patung robot ini bisa meningkatkan pengabdian kami pada masyarakat,” kata Nuredy.
Setelah robot ini selesai dibuat, rencananya akan disimpan di pinggir jalan protokol. “Kami akan usulkan ke Pemda Karawang untuk disimpan di pinggir jalan protokol,” kata Nuredy sambil berterima kasih kepada para siswa.
SMK Karya Utama Karawang dikenal sebagai sekolah buangan di Karawang. Saat ini jumlah siswa di sekolah itu mencapai 107 siswa. Berdiri pada tahun 1997, SMK Karya Utama saat ini memiliki 3 kelas dan 18 orang guru.
“Hanya ada jurusan Teknik Pemeliharaan Mekanik Industri di sekolah ini,” kata Nuredy.
Meski menghadapi sejumlah keterbatasan, kata Nuredy siswa Karya Utama semangat belajar dan ingin berkarya untuk negara.
“Kami harap para siswa lebih giat belajar dan tak takut berkarya,” kata Nuredy.(one)