KARAWANG – Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Karawang yang mencapai Rp 4 Triliun, nyatanya belum mampu mengubah Karawang sebagai kota yang cantik. Gerbang Karawang, yaitu daerah perbatasan administrasi Kabupaten Karawang dengan Kabupaten Bekasi, ruang publik nampak kumuh lantaran dijadikan tempat berjualan para Pedagang Kaki Lima (PKL).
Terminal Tanjungpura lokasinya berbatasan langsung dengan Kabupaten Bekasi. Sepanjang trotoar di Terminal Tanjungpura, puluhan bangunan PKL berdiri. Ada yang berjualan nasi dan lauk pauknya, rokok, kopi dan mie instan, bensin eceran, tambal ban, mie ayam, bakso dan ada juga es kelapa. Para PKL itu mendirikan lapak bangunan tepat di atas trotoar. Para pejalan kaki terpaksa berjalan di badan jalan.
“Agak haran juga sih, berdagang di atas trotoar namun didiamkan saja oleh pemerintah. Kami para pejalan kaki terpaksa berjalan di badan jalan, takut juga sih terserempet atau bahkan tertabrak kendaraan. Ya, saya merasa hak pejalan kaki dirampas PKL, dan pemerintah hanya diam dengan kondisi tersebut, dan ini sudah terjadi sangat lama,” tutur warga pejalan kaki, Dede (25).
Selain merampas hak pejalan kaki, para PKL mendirikan tenda dan bangunan di atas trotoar dengan material bangunan yang tidak layak, yaitu bambu dan terpal. Dengan begitu, kesan kumuh langsung muncul dibenak warga yang melihat kondisi tersebut. Kesan kumuh kian terasa saat melihat papan nama Terminal Tanjungpura, yang tertutup tenda dan bangunan PKL.
“Kami sadar betul, ini adalah etalasenya Karawang, seharusnya indah dan tertata rapih. Kami sudah membuat konsep, trotoar ini menjadi ruang publik yang nyaman. Ada kursi taman, ornamen lampu, dan tanaman hias. Alokasi anggaran sudah dilakukan, bahkan sudah dua kali dilakukan pelaksanaan pembangunan taman. Namun pembanggunan itu ditolak PKL. Mereka menolak pindah dari trotoar,” kata Kepala Bidang Pertamanan Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman (PRKP) Karawang, Novi Gunawan.
Pihaknya berharap, para PKL menyadari tuntutan masyarakat yang menginginkan sarana publik yang nyaman dan tertata rapih. Untuk itu, para KPL diminta agar berpindah tempat jualan sehingga pembangunan taman dapat dilaksanakan. Novi juga meminta agar pihak-pihak yang mengambil keuntungan dari para PKL yang berjualan di atas trotoar, agar mendukung program pemerintah dalam mempercantik Karawang. (cim)