KARAWANG– Kementrian Pertanian bakal menjadikan Karawang sentra produksi kelapa. Hal ini disampaikan Direktur Jenderal Perkebunan Kementan Kasdi Subagiyono saat apresisi dan sinkronisasi program Kementan 2019 di Jawa Barat di Desa Pacing, Kecamatan Jatisari, Kabupaten Karawang, Selasa (26/3/2019).
Komitmen tersebut diwujudkan dengan menyalurkan bantuan bibit kelapa unggul sebanyak 5.000 batang yang produksinya 2,5 ton per hektar.
“Produksi yang biasanya ada di masyarakat hanya satu ton. Sehingga kita bisa meningkatkan produktivitas dua kali lipat. Nah dengan demikian produksi kelapa tiga atau empat tahun kemudian akan besar,” kata Kasdi.
Kasdi menjelaskan, budidaya kelapa tidak hanya di lahan khusus, melainkan juga bisa juga di lahan pekarangan. Pendapatan dari budidaya tidak hanya dari buahnya, tetapi juga dari produk hilirnya, sehingga pendapatan petani jauh lebih besar.
“Misalnya sabut kelapa bisa digunakan berbagai hal, untuk sapu, tempurunngnya bisa dijadikan sebagai arang aktif yang memiliki potensi ekspornya besar. Juga dapat diolah menjadi minyak dan berbagai olahan,” katanya.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyebut kelapa mempunyai prospek menjanjikan, termasuk sebagai komoditas ekspor.
“Kita salurkan bantuan 5.000 bibit kelapa,” kata Amran saat penyerahan bantuan pada acara apresiasi dan sinkronisasi program Kementrian Pertanian 2019 di Lapangan Desa Pacing, Kecamatan Jatisari, Kabupaten Karawang, Selasa (26/3/2019).
Ia menyebut kelapa mempunyai prospek yang menjanjikan. Ekspor kelapa Indonesia saat mencapai 1,8 juta ton. Hanya saja, produktivitas kelapa Indonesia saat ini hanya satu ton per hektar. Sementara bibit yang dibagikan Kementan saat ini diprediksi dua hingga tiga ton per hektar.
“Di Eropa kelapa sedang booming. Air kelapa pun (booming),” tambahnya.
Sejak dirancang dua tahun lalu, katanya, pihaknya menggelontorkan anggaran sebesar Rp 5,5 triliun untuk pengadaan bibit kelapa. Saat ini 30 juta batang bibit tersebut sudah tumbuh dengan baik dan siap dibagikan ke seluruh daerah di Indonesia yang cocok ditanami kelapa.
“Kita (penyaluran bantuan) berdasarkan keunggulan komparatif dan kultur budaya setempat. Kalau cocok kelapa kita kirim kelapa, kalau cocok kambing, ayam kita kirim itu, sesuai budaya,” katanya.
Selain bibit kelapa, Kementan juga menyalurkan benih cabai rawit, cabai keriting, mangga, jagung manis, padi inbrida, domba serta ayam 400 ribu ekor anak ayam petelur, termasuk kandang, obat-obatan, dan pakan gratis selama enam bulan untuk masyarakat yang masuk kategori rumah tangga miskin (RTM). Total bantuan yang diberikan senilai Rp 37,7 miliar. (cim)