KARAWANG – Pemdes Cibuaya dan kelompok tani di wilayah Kecamatan Cibuaya pertanyakan kinerja UPTD Pertanian Kecamatan Cibuaya.
Ansori Nurdin, anggota kelompok tani Desa Kedungjeruk Kecamatan Cibuaya salah satunya. Dia mengatakan, wilayah Kecamatan Cibuaya, khususnya Desa Kedungjeruk yang sudah memasuki mulai tanam belum mendapat perhatian dari pihak UPTD. “Terutama soal pasokan air. Seperti dari saluran air Tangkolo RT 01 sampai RT17 kodisinya sudah dangkal akibat penuh lumpur sehingga menghambat aliran air ke sawah. Tapi sayang, kami belum dapat perhatian dari UPTD untuk masalah ini,” ungkapnya.
Kata Ansori, jika persoalan masalah air ini dibiarkan, dikhawatirkan petani di Cibuaya tidak akan maksimal dalam masa tanam. Artinya, lanjut dia, hasil panen akan terpengaruh dan menurunkan pendapatan petani. “Kalau air tidak dapat, tentu akan ada cerita gagal panen. Ini kerugian besar buat petani,” ujarnya.
Minan Suhadi, Kades Kedungjeruk mengamini hal ini. “Iya. Kami kesulitan berkomunikasi dengan UPTD Pertanian Cibuaya. Kepalanya sulit ditemui apalagi ditelepon. Padahal kantor BPP Pertanian Cibuaya dengan Desa Kedungjerung hanya jarak 1 meter,” keluh kades.
Lanjut dia, keperluan komunikasi antar pihak pemeritah padahal diperlukan untuk menyambung aspirasi dan keperluan warga. “Kalau kondisi begini, saya khawatir warga jadi korban. Padahal hanya karena sulit komunikasi,” pungkas Minan. (ded)