Banyak Proyek Pemerintah Desa di Karawang Diduga Diborongkan?

Proyek Turap di Desa Waluya Kecamatan Kutawaluya yang Dipersoalkan Lantaan Diduga Dikerjakan Pemborong

KARAWANG – Program pembangunan pembuatan turap Desa Waluya Kecamatan Kutawaluya Kabupaten Karawang Provinsi Jawa Barat diduga diborongkan. Padahal proyek yang menggunakan sumber dana desa yang melalui APBD 2 Tahun Anggaran 2018 Kabupaten Karawang itu semestinya diswakelolakan oleh pemerintah desa.

Kata sumber asal Dusun Cikeris Desa Waluya berinisial (SM), hampir setiap dapat program pembangunan untuk Desa Waluya sudah pasti pelaksanaan diborongkan. Padahal rencana pemerintah setiap mengucurkan anggaran bai itu dana desa maupun alokasi dana desa (add) dari provinsi. “Harusnya pelaksanaan pembangunan harus dilaksanakan langsung oleh pemerintahan desa dan warga masyarakat. Tujuannya adalah agar supaya kisaran anggaran cukup warga masyarakat setempat ikut merasakan manfaat kerja,” jelasnya kepada Fakta Jabar Sabtu (29/12/18).

Karenanya, SM berharap, terutama kepada kepala Desa Waluya yang notabene dipilih oleh warg, kedepan bila ada bantuan program pembangunan untuk Desa Waluya lebih baik dikerjakan sendiri tidak diborongkan kepada pemborong. “Pemborong itu pasti cari untung dan sudah pasti berdampak sama kualitas pekerjaan. Kalau dikerjakan sendiri minimal pekerjaan sudah pasti bagus dan tidak banya biaya. Manfaatnya warga masyarakat ikut merasakan kerja dalam padat karya diwilayahnya, ” ujarnya.

Eman anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Waluya mengatakan, kalau ditanya berapa besar jumlah dana anggaran yang dikucurkan melalui dana desa dirinya mengaku tidak tahu. “Selaku anggota BPD hanya untuk mengawasi pekerjaan yang ada di Dudun Cikeris yang bermasalah. Seharusnya pemborong mengerjakan penurapan ikuti ukuran ketentuan yang sudah ditentukan dari awal. Yang tadinya ukuran diameter ketinggian 80 senti meter yaikuti saja 80 senti meter jangan dibuat 60 senti meter. Apalagi dari jarak kiri dan kanan saluran air dibikin lebih menyempit karena pekerja tidak mau membongkar galengan. Yah begilulah hasilnya bila pekerjaan sudah ditangani oleh pemborong ada aja masalahnya. Namun hal itu sudah diperbaiki karena warga masyarak banyak yang protes mengingat itu saluran air kebutuhan petani,” bebernya.

Selanjutnya Eman malah mengutarakan adapun pekerjaan penurapan yang ada dilokasi Dusun Waluya tidak dikisdam terlebih dahulu. Yang lebih jelasnya air tidak dikeringkan melalui mesin pompa untuk mengerjakan turap. “Mungkin karena sekarang musim menanam padi petani membutuhkan air. Makanya dikerjakan terus oleh tukang walaupun tidak ada pengeringan air. Mudah mudahan tidak ada apa apa walaupun tidak dikisdam,” pungkasnya (ded).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

x

Check Also

Bank bjb Tawarkan Peluang Investasi Melalui Surat Berharga Perpetual dengan Kupon yang Tinggi

JAKARTA – Dalam dunia investasi, terdapat berbagai peluang menarik untuk ...