KARAWANG-Upaya pengusaha asal Karawang yang juga seorang politisi Partai Demokrat yang menjadi penengah antara warga dengan PT Atlasindo Utama ditanggapi salah seorang aktifis lingkungan Karawang, Yudi Wibisana.
“Urusan harta kekayaan negara tidak bisa ditangani seorang politikus, sepertinya dia pengusaha yang nyamar jadi politikus sebagai upaya seorang pengusaha pasti mencari keuntungan yang sebesar besarnya,” jelasnya pada Fakta Jabar, Selasa (18/12).
Pihaknya tidak menampik adanya informasi terkait beberapa tuntutan warga kepada PT. Atlasindo, yang diduga sebagai bentuk perbaikan sikap menejemen Atlasindo dengan mengkerucut adanya keinginan PT Atlasindo Utama untuk kembali beroperasional dengan beberapa catatan-catatan dari warga, namun menurutnya hal itu tidak lantas Atlasindo bisa langsung beroperasi jika semua tuntutan warga dipenuhi.
“Banyak pelanggaran yang telah dilakukan Atlasindo, harusnya pemerintah bertindak tegas dan berani mengambil tindakan sanksi administrasi maupun pidana lingkungan, setelah menjalankan sanksi atas kesalahan tersebut barulah bisa membahas operasional,” terangnya.
Yudi juga mendesak agar hasil investigasi dari Kementrian Lingkungan Hidup (KLH) yang diterjunkan kelokasi segera di publikasikan, jangan sampai ada yang disembunyikan.
“Kalau pemerintah tidak sanggup menegakan aturan berarti ada sesuatu yang disembunyikan. Hingga kini hasil investigasi dari KLH belum dibuka. Berbagai pertanyaan pastinya akan muncul jika hasil investigasi tersebut tidak segera dibuka misalnya, apakah alat produksi mereka memiliki ijin sesuai perjanjian sebelumnya?, tentunya banyak ketidaksesuaian dilapangan dan yang jelas ijin perpanjangan tambang itu hanya boleh diajukan 2 kali perpanjangan per 5 tahun, dan selama per 5 tahun itu melakukan reklamasi paska tambang, tapi kenyataannya ini tidak dijalankan oleh penerima ijin,” ungkapnya.
Lebih lanjut pihaknya mengungkapkan sebagai masyarakat Karawang secara pribadi tidak akan mengijinkan yang namanya pengrusakan gunung apapun bentuknya.
“Wilayah pegunungan cukup ditanami pohon supaya mata air kita mengalir kembali selain menjadi paru paru kota yang sudah dikelilingi polusi industri yang merajalela,” pungkasnya.(one)