Fakta Jabar Cerdas Mengupas Lugas Mengulas Selalu Menjadi Referensi
KARAWANG – Guna menjaga ukhwah islamiyah khususnya diwilayah Kabupaten Karawang, sejumlah kalangan umat islam menyatakan menolak politisasi masjid jelang pemilihan legislatif maupun pemilihan presiden pada 2019.
Pernyataan itu dikatakan Ustadz Sofyan Suherman selaku narasumber dalam diskusi publik “Peran Masjid Dalam Menjaga Ukhuwah Islamiah Menjelang Pilpres 2019” yang digelar oleh Forum Persaudaraan Pemuda Muslim Karawang (FPPMK), Selasa (28/8/2019).
“Masjid tidak boleh dijadikan tempat untuk politik praktis menjelang Pilpres 2019, apalagi masjid dijadikan tempat kampanye dengan cara menjelek-jelekkan orang lain ataupun menebar hoax, jelas itu tidak boleh terjadi di Karawang. Pada intinya kami menolak setiap upaya pihak manapun untuk melakukan politisasi masjid. Masjid itu tempat dakwah dan pendidikan keagamaan jangan dirusak oleh kepentingan politik sesaaat,” Jelasnya saat ditemui awak media.
Sofyan menuturkan, keberadaan masjid di Karawang sangat strategis dengan jumlahnya mencapai 1.524 dan musala sebanyak 1.542 unit. Jika masjid disalahgunakan untuk kepentingan politik, dikhawatirkan dapat mengganggu ibadah masyarakat. Karena itu, Sofyan meminta seluruh dewan kehormatan masjid (DKM) di Karawang memiliki sikap sama, yaitu menolak politisasi masjid.
“Kami akan komunikasi lebih lanjut dengan seluruh DKM untuk menyikapi masalah ini,” tutur Sofyan.
Sementara itu Ketua Pelaksana FPPMK Deden Sunarya mengatakan, diskusi ini digelar setelah mendapat masukan dari berbagai elemen masyarakat yang merasa prihatin dengan kondisi saat ini masjid telah dijadikan tempat untuk melaksanakan kegiatan politik praktis.
Dia berharap, diskusi itu bisa menjawab keprihatinan masyarakat. “Hasil diskusi ini kami rekomendasikan ke DKM se-Kabupaten Karawang agar menolak setiap upaya pihak manapun untuk menjadikan masjid sebagai tempat berpolitik,” kata Deden.(one)
