SEPERTI layaknya laki-laki, perempuan juga tumbuh dengan memiliki kebutuhan batin terhadap hal-hal yang berkaitan dengan seksualitas. Kebutuhan ini pada akhirnya dapat menimbulkan dorongan pada perempuan tersebut untuk melakukan masturbasi. Masturbasi merupakan suatu perangsangan seksual pada alat kelamin yang sengaja dilakukan untuk mendapatkan kepuasan seksual. Perlu diketahui bahwa pada dasarnya masturbasi bukanlah suatu tindakan yang bijaksana.
Sejauh ini, belum ada penelitian yang menyatakan adanya gangguan kesehatan akibat efek dari masturbasi yang dilakukan oleh perempuan. Masalah mungkin dapat timbul apabila masturbasi menggunakan alat-alat yang kotor dan tidak dibersihkan terlebih dahulu (termasuk memakai tangan yang tidak dicuci terlebih dahulu). Kemungkinan infeksi ada dan mungkin bisa terjadi perlukaan apabila tidak menggunakan alat dengan hati-hati.
Apabila dilakukan terlalu sering masturbasi dapat menyebabkan perubahan pola tidur, stres, gangguan panik/kecemasan, lemas, kurangnya konsentrasi, dsb. Selain itu, tindakan masturbasi juga dapat menyebabkan perlukaan dan peningkatan risiko infeksi pada kemaluan akibat penggunaan benda-benda yang tidak terjamin kebersihannya. Tidaklah disarankan untuk melakukan masturbasi menggunakan benda-benda keras karena dikhawatirkan dapat menyebabkan perlukaan pada daerah kemaluan dan sekitarnya.
Oleh sebab itu, tindakan masturbasi sebaiknya dikurangi atau bahkan dihindari dengan cara mengalihkan perhatian setiap kali rasa ingin melakukan masturbasi itu timbul. Salurkanlah hasrat tersebut ke kegiatan-kegiatan yang lebih positif seperti olahraga, bekerja, atau kegiatan lain yang disenangi. Tentunya akan lebih baik apabila memanfaatkan waktu luang yang ada untuk melakukan olahraga atau hobi yang lebih bermanfaat dibandingkan melakukan masturbasi.Hindarilah hal-hal yang memicu anda untuk melakukan masturbasi seperti melihat gambar atau membaca buku-buku yang merangsang.
Masturbasi sendiri pada dasarnya tidak mempengaruhi keperawanan jika memang tidak menyebabkan robekan pada daerah selaput dara (himen). Keperawanan hanya dapat dilihat dengan melihat keadaan himen pada vagina, untuk bagian tubuh lain tidak dapat menentukan keperawanan.
Dua konsep yang dimiliki masyarakat berkaitan dengan keperawanan perempuan adalah: Hilangnya keperawanan ditandai oleh robeknya himen perempuan, (Definisi Medis), Hilangnya keperawanan karena telah berhubungan intim untuk pertama kali, (Definisi Sosial). Himen merupakan membran tipis yang ada di dekat bukaan vagina, bagian tengahnya bolong sehingga darah menstruasi dapat keluar. Sebetulnya, himen perempuan dapat robek walau tidak melakukan hubungan intim, yaitu karena kecelakaan, aktivitas seperti naik kuda, senam, bersepeda, penggunaan tampon, masturbasi. Bahkan ada juga perempuan yang tidak memliki himen. (red)
sumber: www.klikdokter.com