PERAWATAN dan pengecekan kondisi kendaraan sudah barang tentu wajib dilakukan secara rutin. Khusus untuk mobil matik, hal yang perlu diperhatikan adalah penggantian oli transmisi.
“Oli transmisi itu jantungnya mobil matik, jadi perawatannya harus benar-benar diperhatikan,” tutur Sales Department-Retail Division Astra Otoparts, Chinto Adiputera dalam acara peluncuran produk Shell Spirax, di kawasan Jakarta Pusat, Selasa (20/3).
Selain melumasi komponen dari transmisi itu sendiri, oli juga menjaga suhu dari komponen penyalur tenaga dari mesin itu stabil.
Pertanyaannya, kapan waktu yang tepat untuk mengganti oli transmisi? Chinto menjelaskan, setiap pabrikan punya anjuran waktu penggantian yang berbeda-beda. Tapi, Chinto tidak menganjurkan pemilik kendaraan untuk mengikuti anjuran pada petunjuk buku servis.
“Biasanya kalau pabrikan itu standarnya menganjurkan 40.000 sampai 60.000 kilometer sekali, tapi catatannya itu untuk kondisi jalan dan pemakaian yang ideal (tidak macet ataupun jalan tanpa hambatan),” paparnya.
“Tapi kalau di Jakarta atau kota-kota besar lainnya kan sudah beda keadaannya, jalanan macet dan lain sebagainya. Ada baiknya pemilik kendaraan mengganti oli transmisi setiap 20.000 sekali,” tuturnya lebih lanjut.
Dampak Telat Ganti Oli Transmisi
Apabila lalai dan oli transmisi tak kunjung diganti akan menjadi encer dan banyak terkontaminasi kotoran. Bila sudah begini, daya lumas oli pada komponen transmisi menjadi berkurang, dan pastinya membuat transmisi tidak dapat bekerja secara optimal.
Di sisi lain, mengganti oli transmisi secara rutin dapat meminimalisir timbulnya kerusakan pada komponen transmisi.
“Daripada nunggu rusak, mendingan dirawat secara rutin kan? Karena transmisi problem itu biaya gantinya relatif mahal. Untuk harganya itu macam-macam untuk transmisi satu box-nya itu mulai dari itu Rp 3 juta sampai ada yang belasan juta, terakhir kami handle itu bahkan ada yang sampai 20-an juta,” jelasnya. (net/kmp)