KARAWANG- Bupati Karawang dr. Cellica Nurrachadiana memberikan penjelasan mengenai ramainya perbincangan balita asal Jayakerta lumpuh usai melakukan imuniasi.
Bupati yang didampingi Kepala Puskesmas setempat, Camat Jayakerta membeberkan kronologis balita asal Makmurjaya, Kecamatan Jayakerta. Menurut bupati yang dijelaskan pihak RSUD, menyebutkan kelumpuhan yang dialami adinda Hasby bukan dari imunisasi difteri. Melainkan kerusakan sistem saraf otot yang biasa disebut GBS (Guillain Barre Syndrome).
“Adalah gangguan dimana sistem kekebalan tubuh menyerang saraf,” katanya.
Lanjutnya, kronologi terjadinya dugaan kelumpuhan terhadap balita umur dua tahun enam bulan ini, mulanya pada tanggal 15/02/2018 telah dilaksanakan penyuntikan ORI Difteri di Posyandu Durian 4 Desa Makmurjaya terhadap 56 anak, termasuk Hasby.
“Setelah itu menurut orangtua Hasby, anaknya tersebut satu hari pasca penyuntikan mengalami demam selama tiga hari,” kata Cellica, yang dijelaskan rinci oleh Camat Jayakerta, Budiman Ahmad.
Pihaknya merincikan, pada tanggal 18 Februari 2018 demam Hasbi sudah menurun, namun anaknya mengeluh lemah pada bagian kaki. Tanggal 21 Februari 2018 pukul 17.30 wib Hasby masuk RS. Proklamasi. Sementara ke esokan harinya tanggal 22 Februari 2018 Puskesmas Jayakerta mendapat informasi dari pihak Rumah Sakit Proklamasi hal itu.
“Selanjutnya pihak Puskesmas mendatangi dan melihat kondisi pasien. Bidan Desa memotivasi pihak keluarga pasien untuk mau dirujuk ke RSUD. Namun pihak keluarga pasien menolak dirujuk,” bebernya dalam konferensi pers di Aula RSUD Karawang, Kamis 1 Maret 2018.
Sementara pada pukul 21.00 wib atas permintaan keluarga pasien Hasby membawa pulang pasien. Tanggal 23 Februari 2018 pihak Puskesmas (dokter dan petugas gizi-red) melakukan kunjungan dengan hasil kondisi anak masih lemah, rewel, tidak mau makan.
“BB/TB 9.9kg/84,3 cm kesimpulan, gizi kurang. Selanjutnya melakukan informed conset ulang untuk dirujuk ke RSUD. Namun masih tetap menolak dengan alasan ketiadaan biaya hidup sehari hari selama orangtua pasien menungguinya,” katanya lagi.
Tanggal 26 Februari 2018 pukul 13.30 Puskesmas mendapat kunjungan dari Kapolsek Rengasdengklok untuk konfirmasi krinologis kejadian KIPI.Tanggal 28/02/18 pihak Kecamatan Jayakerta (Camat, Sekcam dan staf kesos-red) dan Puskesmas (dr. Nur Endang, bidan desa dan karnah juru imunisasi) memotivasi keluarga padien untuk dapat di rujuk ke RSUD.
“Kurang lebih pukul 10.00 pasien diantar menuju RSUD menggunakan kendaraan operasional puskesmas. Setelah dilakukan pemeriksaan di IGD RSUD, Hasby ditempatkan di ruang perawatan Rawamerta guna diberikan pemeriksaan intensif,” ungkapnya.
Bupati menyatakan akan berupaya semaksimal mungkin untuk membantu memberikan perawatan kepada Hasby agar dapat kembali sehat seperti sebelumnya. Bahkan pada kamis 1 Maret 2018, Hasby akan langsung di rujuk ke Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung guna mendapatkan perawatan lebih optimal.
“Untuk seluruh biaya perawatan di RSHS akan di tanggung oleh pemerintah daerah Karawang melalui RSUD Karawang, termasuk transportasi dan kebutuhan serta sewa rumah singgah bagi penunggu pasien selama Hasby menjalani perawatan,” pungkas bupati yang di damping Kepala Bappeda serta Dirut RSUD Karawang. (cim)